JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta menterinya untuk bekerja keras menekan defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan.
Untuk mencapai hal itu, kata Jokowi, para menteri perlu melakukan terobosan dalam mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) yang menjadi penyumbang defisit terbesar.
"Oleh sebab itu, pembangunan kilang harus menjadi prioritas dan lifting produksi minyak di dalam negeri juga harus kita tingkatkan," ujar Jokowi saat rapat terbatas tentang penguatan neraca perdagangan di kantor Presiden, Jakarta, Senin (11/11/2019).
Baca juga: PAUD yang Diresmikan Jokowi Tak Beratap Selama 10 Bulan, Siswa Belajar di Halaman
Jokowi juga menginstruksikan para menteri untuk mengawal program pemerintah dalam energi baru terbarukan seperti percampuran 20 persen biodisel dengan 80 persen bahan bakar minyak jenis solar atau dikenal B20.
"Nanti kita segera masuk ke B30, lalu B100 dan akhirnya bisa mengurangi ketergantungan kita terhadap impor BBM," ucap Jokowi.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu juga meminta jajarannya menggenjot ekspor berbagai produk dalam negeri.
Baca juga: Jokowi Minta Menteri Cabut 40 Aturan Saat Terbitkan 1 Aturan
Selain itu, menggenjot pengembangan sektor pariwisata yang dapat mendatangkan devisa.
"Lakukan pembenahan promosi pameran-pameran luar negeri, baik promosi produk ekspor maupun promosi pariwisata dan investasi agar membangun brand image yang baik dan terintegrasi, sehingga bisa mendatangkan manfaat," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.