Ayah dari penyanyi sekaligus aktris Sherina Munaf ini mengaku, dirinya tidak dilibatkan di dalam kebijakan peleburan itu.
"Saya tidak dilibatkan," ujar Triawan kepada Kompas.com, Selasa (5/11/2019).
Baca juga: Sederet Harapan dan Tantangan dari Pelaku Pariwisata untuk Wishnutama
Meski demikian, ia yakin Presiden Jokowi memiliki alasan tersendiri mengapa memilih opsi melebur Bekraf ke dalam kementerian. Ia yakin, maksud itu baik.
Bagi Triawan, yang terpenting adalah, apabila pengembangan di bidang ekonomi kreatif dijalankan dengan sungguh-sunguh oleh Menteri Wishnutama, maka peleburan itu tentunya tidak akan menjadi persoalan.
"Opsi apapun yang dipilih, kalau dijalankan dengan sungguh-sungguh, ini yang terpenting ya, akan membuat ekonomi kreatif nasional menjadi jauh lebih baik," lanjut dia.
Soal ada anggapan bahwa peleburan Bekraf ini akan memangkas wewenang badan tersebut sehingga tak lagi optimal dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif, Triawan tidak terlalu sependapat.
"Tergantung sudut pandangnya. Yang penting, pariwisata dan ekonomi kreatif itu tetap mendapatkan perhatian yang sama, agar bisa saling menunjang," lanjut dia.
Baca juga: Ernest Prakasa: Walaupun Wishnutama Orang Ekonomi Kreatif, tetapi...
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebelumnya menyebut, Presiden Jokowi sengaja membentuk Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menggenjot kedua sektor tersebut.
Jadi, meskipun sudah ada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tetap diperlukan badan tersendiri agar kinerja di kedua sektor menjadi lebih optimal.
Namun Moeldoko menyebut Presiden Jokowi tetap mementingkan efisiensi sehingga badan ini tetap dipimpin duet Wishnutama-Angela Tanoesoedibjo.
"Kan pejabatnya satu, Pak Wishnutama. Kalau itu umpamanya badan ditarik sendiri, butuh infrastruktur sendiri dan lain-lain, tapi kalau langsung dibawah menteri, menteri sebagai ketua badan, tapi di bawahnya deputi," kata Moeldoko saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.