Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks atau Fakta Sepekan, Pesan Penerimaan Anggota Polri hingga Penerapan Ganjil Genap di DKI

Kompas.com - 13/07/2019, 12:10 WIB
Retia Kartika Dewi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar bohong atau hoaks, misinformasi, dan disinformasi masih bisa ditemui di sejumlah media sosial, seperti Twitter, Instagram, maupun Facebook hingga saat ini.

Adapun kabar bohong ini membuat resah masyarakat yang membaca dan pihak-pihak yang dirugikan.

Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya bersikap jeli dan cermat terhadap informasi yang beredar di media sosial agar tidak termakan kabar bohong.

Dalam pekan ini, Kompas.com merangkum 6 kabar hoaks atau fakta yang beredar pada 8-13 Juli 2019.

1. Pesan Berantai Penerimaan Anggota Polri Berbayar

Sebuah pesan berisi informasi adanya penerimaan anggota Polri berbayar tersebar melalui aplikasi pesan WhatsApp pada Jumat (5/7/2019).

Pesan itu menawarkan kesempatan bagi peserta yang tidak lolos seleksi penerimaan anggota Polri untuk mengikuti seleksi tahap 2 dengan penambahan kuota sekitar 10-20 persen per provinsi.

Kemudian, jika peserta bersedia mengikuti tes lanjutan, maka peserta harus membayar uang bangunan di setiap level ujian.

Menanggapi hal itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menegaskan bahwa pesan tersebut adalah hoaks.

"Hoaks. Nanti akan ditindaklanjuti oleh siber untuk melacak akun penyebarnya," ujar Dedi saat dihubungi Kompas.com pada Senin (8/7/2019).

Selain itu, Kepolisian juga mengklarifikasi melalui akun Instagram Divisi Humas Polri yang menyebutkan ancaman pidana dan denda yang membayang-bayangi penyebar hoaks.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menyebarkan sebuah informasi.

Baca selengkapnya: [HOAKS] Pesan Berantai Penerimaan Anggota Polri Berbayar

2. Video Pencuri di Kereta Eksekutif Ternyata Tahun 2017

Aksi pencurian di sebuah kereta eksekutif yang terekam dalam kamera cctv beredar di media sosial pada Senin (8/7/2019).

Dalam rekaman berdurasi 1 menit 16 detik ini, pelaku pencurian berjumlah dua orang dengan ciri-ciri memakai topi, masker, dan jaket.

Adapun pelaku mengambil barang bawaan penumpang lain yang tengah terlelap. Sempat terdengar juga, pencuri tersebut membawa sebuah laptop milik penumpang kereta.

Setelah dikonfirmasi kepada PT KAI, rekaman tersebut terjadi pada 24 Agustus 2017 dan pelaku sudah ditangkap.

"Itu kejadian sudah lama banget. Tahun 2017. Pelakunya juga langsung ditangkap," ujar VP Public Relation PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edy Kuswoyo kepada Kompas.com, Senin (8/7/2019).

Edy menjelaskan bahwa aksi tersebut terjadi di gerbong 3 KA Purwojaya relasi Gambir-Cilacap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com