Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fokus Rekrutmen, Kelompok Jamaah Islamiyah Disebut Tak Punya Rencana Aksi

Kompas.com - 02/07/2019, 09:21 WIB
Devina Halim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok teror Jamaah Islamiyah (JI) yang dipimpin PW alias Abang memang belum terdeteksi akan melakukan serangan. Akan tetapi, polisi menyebut bahwa kelompok ini sedang fokus dalam menjaring rekrutmen.

"Jadi untuk membangun kekuatan tentunya jangka pendeknya dia adalah melakukan rekrutmen sebanyak mungkin," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/7/2019).

Kelompok ini diketahui berafiliasi dengan Al Qaeda. Setelah pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden tumbang, Dedi mengatakan bahwa kelompok ini juga berhenti melakukan aksi.

Namun, kelompok tersebut terus membangun kekuatan melalui rekrutmen mereka. Menurut Dedi, kelompok ini mengasah kemampuan rekrutmennya dengan mengirim mereka mengikuti latihan militer di Suriah.

Kelompok pimpinan PW itu disebut telah mengirim sejumlah anggotanya dalam enam gelombang untuk mengikuti latihan militer di Suriah. Kendati demikian, jumlah orang yang telah dikirim masih didalami penyidik.

Baca juga: Teroris PW Berangkatkan WNI ke Suriah Hingga Enam Gelombang

Menurut Dedi, setelah aksi Poso pada 2005 dan 2007, mereka lebih banyak saat ini dalam rangka untuk membangun kekuatan dulu.

"Belum melakukan aksinya, membangun kekuatan, merekrut orang sebanyak mungkin, memberi kesempatan orang untuk ke luar, biar dia memiliki kemampuan intelijen, kemampuan perang," ujar Dedi.

"Memiliki militansi, masuk lagi ke Indonesia, tambah kuat organisasinya, nanti organisasi yang sudah kuat ini dia akan merekrut-rekrut lagi, semakin dia banyak," kata dia.

Selain itu, kelompok JI juga sedang membangun kekuatan dari segi ekonomi. Mereka memiliki perkebunan sawit sebagai sumber dana.

Hasil dari perkebunan sawit tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional organisasi dan mengirim rekrutmen mereka mengikuti latihan militer di Suriah. Selain itu, dana tersebut juga dialokasikan sebagai gaji kepada petingginya.

"Masih didalami bahwa pejabat-pejabat di dalam struktur organisasi JI. Ini juga digaji, gaji besarannya Rp 10 juta-Rp 15 juta (per bulan)," kata Dedi.

Baca juga: Kelompok Teroris Ini Punya Bisnis, Petingginya Digaji hingga Rp 15 Juta

Secara jangka panjang, Dedi menuturkan bahwa kelompok tersebut berencana membangun khilafah di Indonesia.

Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap PW dan empat petinggi kelompok JI lainnya.

PW yang merupakan amir atau pimpinan organisasi tersebut ditangkap di sebuah hotel di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (29/6/2019).

Polisi juga menangkap istri PW yang berinisial MY dan seorang terduga teroris lain BS, di lokasi dan waktu yang sama.

MY diduga aktif dalam organisasi tersebut. Sementara itu, BS merupakan penghubung antara PW dan para rekrutan kelompok JI.

Pada Minggu (30/6/2019), polisi menangkap A di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Ia merupakan salah satu orang kepercayaan PW yang menggerakkan organisasi JI di Indonesia.

Terakhir, Densus 88 meringkus BT yang merupakan orang kepercayaan PW sekaligus penggerak jaringan JI di Jawa Timur. BT ditangkap di Ponorogo, Jawa Timur.

Saat ini, Densus 88, kata Dedi, masih mendalami lebih jauh kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

Nasional
Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com