Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Sinyal Demokrat dan PAN untuk Koalisi Jokowi...

Kompas.com - 12/06/2019, 15:45 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Ia menekankan, jika hal itu terjadi, ke depannya akan terjadi ketidakseimbangan poros pemerintah dan oposisi.

“Pemerintahan menjadi sangat-sangat kuat. Sementara kita butuh check and balances, salah satunya memperkuat oposisi. Oposisi paling tidak seimbang lah, atau punya posisi yang relatif hampir sama,” kata Adit saat dihubungi Rabu (12/6/2019) siang.

Partai politik yang berpindah koalisi juga dipandang Adit sebagai hal yang wajar dalam perpolitikan. Setiap partai akan berusaha mempertahankan "hidupnya" dengan menempuh jalan yang paling menguntungkan.

“Pada dasarnya setiap partai politik juga punya keinginan untuk bisa survive, dalam pengertian permasalah pembiayaan itu menjadi sangat penting bagi partai politik. Salah satu sumber yang paling mungkin mereka bisa dapat dengan mudah ya melalui proyek-proyek atau program yang ada di dalam pemerintahan,” papar Aditya.

Baca juga: Wasekjen Gerindra: Kalau Mau Keluar dari Koalisi, Kami Ucapkan Selamat Jalan

Meski demikian, lanjut dia, hal yang perlu diperhatikan adalah kesamaan sikap dan pandangan politik atau ideologi dari partai-partai ini meskipun sudah bergabung di pemerintahan.

Secara pragmatis, partai-partai ini bisa saja ada di pemerintahan, tetapi tidak secara ideologi.

“Apa artinya bergabung di dalam pemerintah tetapi sikap dan posisi politiknya juga kadang-kadang berseberangan. Jadi partai politik yang bergabung enggak bisa dikontrol disiplin dalam koalisi,” ujar Adit.

Kondisi kedua koalisi

Saat ini, koalisi Prabowo-Sandi didukung oleh 4 partai yakni Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat.

Sementara, koalisi Jokowi-Ma’ruf mendapatkan sokongan dukungan dari PDI-P, Golkar, Nasdem, PPP, PBB, Hanura, dan PKPI.

Jika Demokrat dan PAN merapat ke kubu Jokowi, menurut Aditya, akan terjadi ketidakseimbangan posisi antar keduanya.

Oposisi semakin lemah ditinggalkan anggotanya, sementara pemerintah semakin kuat.

Baca juga: Fadli Zon: Tiap Parpol Punya Hak Keluar dari Koalisi

“Dalam konteks pembuatan kebijakan memang sangat mengenakkan, menguntungkan. Pemerintah jadi enggak akan terlalu sulit membutuhkan dukungan dari parpol-parpol di parlemen,” kata Adit.

Sementara, efektivitas oposisi pada pemerintahan periode 2014-2019, menurut Adit, Gerindra dan Gerindra cukup total berperan sebagai penyeimbang pemerintahan.

Namun, hal ini belum tentu akan terulang di periode 5 tahun mendatang.

“Kalau dari pengalaman kemaren PKS sama Gerindra kan lumayan totalitasnya kelihatan. Tapi apakah itu bisa bertahan kembali atau apa, itu kita enggak tahu juga. Karena pasti akan ada banyak hal ya yang bisa mengubah,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com