Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Caleg: Eva Sundari, Ingin Tutup Karier Politik di Pemilu 2019

Kompas.com - 13/04/2019, 20:29 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon anggota legislatif DPR petahana dari Fraksi PDI-P Eva Kusuma Sundari sedianya tak ingin kembali maju sebagai anggota DPR di Pemilu 2019. Ia ingin pensiun dari DPR.

Namun, partai masih menginginkan dirinya maju kembali. Eva pun menjadikan Pemilu 2019 sebagai yang terakhir untuknya.

"Kemarin kan kegagalan, PAW (Pergantian Antar Waktu). Selain masih dipercaya oleh partai untuk dicalegkan, saya juga ingin mengakhiri ini dengan kemenangan. Mungkin periode depan aku udah enggak nyaleg lagi. Tapi mosok sih aku kalah. Jadi ya pingin maju," ujar Eva saat dihubungi, Kompas.com.

Ia mengungkapkan, Pemilu Legislatif 2019 berbeda dari Pemilu Legislatif sebelum-sebelumnya. Perbedaan yang sangat terasa ialah panjangnya masa kampanye.

Jika dulu masa kampanye hanya tiga bulan, sekarang menjadi tujuh bulan.

Hal itu berakibat pada melonjaknya biaya politik para caleg. Namun, sebagai petahana, ia bisa menyiasati program kampanye dengan digabungkan dalam program DPR.

"Ini kan dampaknya kepada pembiayaan. Tapi kan untung aku sudah di DPR. Jadi aku nebeng dengan biaya yang di DPR lah. Sosialisasi 4 Pilar lah. Jadi kalau pendatang baru masuk ke 2019 ini mendem (mabuk). Berat. Jadi biaya tinggi banget. Aku beruntung karena sudah di DPR," ujar Eva.

Selain itu, Eva merasa diuntungkan dengan soliditas tim kampanyenya yang sudah lama terbentuk, sehingga target pemilih cepat terpetakan.

Eva pun mengganti strateginya merebut suara di Pemilu Legislatif 2019. Jika sebelumnya ia langsung bertemu pemilihnya, kali ini ia berkampanye lebih banyak kepada tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh.

Cara itu, kata Eva, lebih efektif dan efisien untuk meraih banyak suara dalam waktu singkat. Ia merasa waktu tujuh bulan kampanye masih belum cukup untuk menemui satu per satu pemilihnya di Derah Pemilihan Jawa Timur VI.

Dapilnya meliputi Kabupaten Tulungagung, Kota Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Blitar.

"Kalau sekarang aku ganti strategi. Aku ketemu dengan para tokoh masyarakat yang punya pengikut. Kalau voter langsung beberapa kali ke pasar ketemu Bu Guru. Tapi Bu Guru tak pilih yang punya follower. Sekarang fokus kepada tokoh," lanjut dia.

Saat ditanya besaran dana kampanye yang disiapkan, Eva mengatakan, sudah mencapai angka mendekati Rp 2 miliar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com