JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPR berasal dari berbagai macam profesi. Sarifuddin Suddin, caleg PAN, ialah seorang advokat yang yang berhasil duduk di DPR.
Sudding sebelumnya merupakan anggota DPR dari Fraksi Partai Hanura. Selama sepuluh tahun Sudding menjadi anggota Fraksi Hanura di DPR sejak periode 2009-2014 dan 2014-2019.
Sebelum terjun ke dunia politik, Sudding berkarir sebagai advokat. Ia bekerja sebagai advokat di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) cabang Makassar.
Ia menjabat sebagai ketuanya pada tahun 1990-1996.
Baca juga: Haruskah Caleg Keluar Ongkos Miliaran agar Dapat Kursi?
"Memang saya banyak bersentuhan dengan masyarakat, mengadvokasi berbagaii masalah yang dihadapi masyarakat. Itu terus berjalan secara intens dan saya selalu hadir di tengah masyarakat ketika ada persoalan hukum," ujar Sudding, saat dihubungi Kompas.com.
Beberapa kasus yang pernah ia tangani di antaranya ialah sengketa lahan masyarakat Tanjung Sari, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Selain itu, ia juga sempat menangani sengketa lahan masyarakat di Buol, Sulawesi Tengah.
Dari mengadvokasi kasus-kasus itu, nama Sudding mulai dikenal warga. Ia lantas mendapat dorongan dari rekan-rekannya untuk maju sebagai anggota DPR karena punya modal sosial yang cukup besar.
Sudding mengatakan, peristiwa sengketa lahan itu juga menjadi motivasinya masuk ke Senayan. Ia kerap menyesalkan sengketa lahan yang menjadikan masyarakat setempat sebagai korban sehingga kehilangan lahan dan rumah mereka.
Karena itu, pada tahun 2009, sejak memutuskan maju sebagai anggota caleg, Sudding mengaku tak kesulitan untuk bisa dekat dan dikenal warga.
Sebab, ia maju di daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Tengah. Di sana ia kerap mengadvokasi warga saat terjadi sengketa lahan.
Ia mengungkapkan, hanya mengeluarkan modal Rp 350-400 juta saat periode 2009-2014 masuk ke DPR. Saat ditanya sumber dana tersebut, ia enggan menjelaskan rinci.
Namun, ia mengungkapkan dana tersebut berasal dari tabungan pribadi.
"Di periode 2009 kemarin itu hitungan saya 350 sampai 400 juta yang habis. Demi Tuhan. Karena emang saya enggak ada dana. Saya enggak punya anggaran yg besar. Dan saya turun ke masyarakat," ujar Sudding.
Baca juga: Caleg Gerindra: Di Malaysia, Satu Suara Dihargai 15-25 Ringgit
"Saat mereka mengalami persoalan hukum dan saya mengadvokasi dan sebagainya, ya dukungan itu muncul. Dari pertama kali dari 6 kursi saya bahkan di urutan keempat. Dapil Sulawesi Tengah, Hanura," ujar dia.
Saat ditanya apakah ada peningkatan dana politik saat ia kembali maju di periode 2014-2019, Sudding membenarkan. Namun, ia kembali enggan mendetailkan jumlah peningkatannya saat ditanyai Kompas.com.