Haram setor dana ke partai
Mansuri menegaskan, tak ada uang yang ia serahkan ke partai sebagai syarat maju menjadi caleg.
Ia menjelaskan, semua tingkatan pengurus partai dari pusat hingga daerah dilarang memungut uang tertentu ke caleg-caleg Partai Garuda.
"Semua tingkatan diharamkan untuk memungut kontribusi ke caleg-caleg partai Garuda, dan memang kita punya cara agak berbeda," kata dia.
Baca juga: Cerita Caleg: Eko Patrio dan Upayanya Populerkan Eko Hendro Purnomo
Ia mencontohkan, bagi caleg yang ingin mendapat nomor urut bagus, maka caleg tersebut harus mendapatkan banyak rekomendasi dari kelompok-kelompok masyarakat.
"Kelompok pedagang misalnya, harus mengusulkan siapa yang layak menjadi caleg sesuai musyawarah, mereka nantinya menentukan seseorang untuk maju sebagai caleg. Di beberapa daerah sudah sangat efektif dan bahkan diperhitungkan masyarakat. Walaupun itu pendatang baru," kata dia.
Mansuri menilai, masih ada masalah-masalah terkait Pemilu 2019. Ia tak membantah bahwa biaya politik di Indonesia cukup mahal.
Hal itu dinilainya mempersempit peluang bagi siapa saja untuk berhak maju sebagai caleg.
Apalagi ketika orang tersebut dianggap berintegritas. Namun, karena tidak kuat secara finansial, dia harus mengurungkan niatnya. Persaingan politik pun menjadi tidak setara.
Meski demikian, masalah itu masih bisa disiasati.
Baca juga: Cerita Caleg Milenial Bersaing Suara dengan Para Senior di Dapil...
"Caleg kami di tingkat kabupaten yang mereka tidak memiliki kemampuan secara finansial tetap sangat diperhitungkan oleh masyarakat daerahnya. Karena mereka itu menggunakan pendekatan personal, silaturahim, justru itu membuka hati masyarakat untuk menentukan pilihan atau bahkan berkomitmen kepada dia," ujar Mansuri.
Mansuri juga menyinggung maraknya ujaran kebencian dan hoaks yang juga dilakukan elite politik. Ia khawatir, jika masalah-masalah itu dibiarkan, kualitas politik Indonesia tidak akan berubah.
"Maka saya meminta proses pemilu yang sekarang terjadi harus diubah bahwa demokrasi itu adalah proses yang membahagiakan tidak gontok-gontokan, tidak adu kekuatan finansial, tapi fokus adu gagasan, adu konsep, adu straregi dan bisa mewakili rakyatnya," ujar dia.
"Saya mendorong agar masyarakat dan para politisi untuk bisa mengerti bahwa kondisi negara ini sudah sangat sulitnya. Kasihan nanti anak cucu kita. Kita harus menyusun pola yang berbeda ya," lanjut Mansuri.