Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Amin Minta Semua Pihak Percayakan Penyelenggaraan Pemilu pada KPU

Kompas.com - 09/04/2019, 07:41 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin meminta semua pihak mempercayakan penyelenggaraan pemilu kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Karena itu, ia meminta tak ada pihak yang mendelegitimasi KPU selaku penyelenggara pemilu.

Hal itu disampaikan Ma'ruf saat ditemui di acara Majelis Taklim Berselawat di Istora Senayan, Jakarta, Senin (8/4/2019).

"Ya kita tidak mau kalau ada upaya mendelegitimasi. Kita fair saja. Nanti kan ada penyelenggara (KPU), keamanan, pihak yang menjadi wasit, bahkan ada pemantau bukan hanya dari dalam negeri, tapi luar negeri. Kan sudah ada," ujar Ma'ruf.

Baca juga: Mendagri Sebut Ada Upaya Delegitimasi KPU melalui Hoaks

Ia menambahkan setiap kecurangan dalam pemilu tentunya sudah diperhitungkan oleh KPU sehingga tak akan luput. Ma'ruf juga mengatakan KPU telah memperhitungkan semua celah kecurangan untuk diantisipasi.

Selain itu, setiap aturan dalam pemilu sudah disepakati oleh semua pasangan capres dan cawapres serta seluruh partai politik peserta pemilu. Ia pun meminta pihak yang merasa dicurangi melaporkannya ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Baca juga: TKN Sebut Upaya Delegitimasi KPU Kian Intens Jelang Pemilu 2019

"Saya kira kalau ada kecurangan kan sudah ada aturan mainnya. Sudah ada peraturannya apa yang harus dilakukan, apa yang harus dicegah. Kalau terjadi apa yang harus dilakukan," ujar Ma'ruf.

"Semuanya sudah, dan itu merupakan kesepakatan-kesepakatan dari masing-masing tim paslon, juga ada aturannya, regulasinya, batasan-barasannya, bagaimana menyelesaikan kalau itu terjadi. Jadi menurut saya laporkan saja (kalau ada kecurangan)," lanjut dia.

Kompas TV Banyak isu dan kasus muncul, yang intinya menyoroti kinerja lembaga penyelenggara Pemilu. Meski demikiran kepercayaan publik pada KPU tetap tinggi. Bagaimana menjaga kualitas Pemilu bisa diwujudkan semua kalangan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com