Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipadati Agenda Presiden, Kapan Waktu Johan Budi Berkampanye?

Kompas.com - 15/02/2019, 08:39 WIB
Abba Gabrillin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua bulan menjelang 17 April 2019, calon-calon anggota legislatif (caleg) tengah sibuk mempersiapkan diri untuk memeroleh suara pemilih sebanyak-banyaknya. Berkampanye di daerah pemilihan menjadi agenda rutin yang wajib dilakukan.

Hal itu pun dilakukan oleh Johan Budi Saptopribowo, caleg dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur VII yang meliputi Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan dan Trenggalek.

Namun, mengatur jadwal kampanye bukan sesuatu hal yang mudah bagi Johan. Saat ini, Johan merupakan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi.

Baca juga: Cerita Caleg: Eko Patrio dan Upayanya Populerkan Eko Hendro Purnomo

Sebagai juru bicara presiden, aktivitas Johan Budi tentu dipadati agenda-agenda presiden, baik di Istana Negara maupun saat presiden melakukan kunjungan kerja ke luar kota.

Lantas, kapan waktu Johan Budi berkampanye?

Saat diwawancarai Kompas.com, Johan mengaku menggunakan waktu akhir pekan untuk turun ke dapil. Waktu yang sempit itu digunakan Johan untuk bertemu langsung dengan warga masyarakat.

"Biasanya, saya itu kalau ke daerah, berangkatnya Jumat sore, terus ke wilayah ke dapil, lalu Senin atau Selasa balik lagi," ujar Johan kepada Kompas.com, Kamis (14/2/2019).

Baca juga: Cerita Caleg: Manfaatkan Wefie hingga Vlog Dekati Relawan dan Calon Pemilih

Menurut Johan, saat waktu kampanye berbenturan dengan tugas mendampingi presiden melakukan kunjungan kerja, maka dia harus menunda kegiatan kampanye. Menurut Johan, tugas sebagai juru bicara presiden tetap yang utama.

Bahkan, saat sedang berkampanye di daerah, Johan masih melayani pertanyaan awak media yang meminta keterangan seputar kegiatan presiden.

"Jadi sambil di daerah, saya juga melayani teman-teman media. Jadi membagi waktunya seperti itu," kata Johan.

Baca juga: Cerita Caleg Milenial Bersaing Suara dengan Para Senior di Dapil...

Johan mengatakan, karena waktu yang sempit, agenda pertemuan juga tidak dapat banyak dilakukan. Biasanya, di setiap wilayah, Johan hanya menjadwalkan lima agenda pertemuan dengan masyarakat.

Sebagai contoh, Johan berkunjung ke Desa Munjungan di Trenggalek, Johan bertemu dengan 50 sampai 60 warga. Johan berupaya menyerap aspirasi warga sambil memperkenalkan diri sebagai caleg.

"Tapi kebanyakan sudah kenal, kemungkinan karena sering lihat di TV," kata Johan.

Kompas TV DPD Partai Gerindra Sumatera Barat membantah kadernya bunuh diri karena kekurangan uang akibat mencalonkan diri sebagai caleg. Menurut Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Sumatera Barat kematian caleg di Kabupaten Pesisir Selatan karena depresi menghadapi persoalan keluarga. Berdasarkan penyelidikan internal DPD Gerindra Sumbar korban mengakhiri hidup bukan karena masalah ekonomi akibat pencalegan. Gerindra mengaku tidak memungut uang atau biaya apapun kepada caleg yang memberatkan mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com