JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon berpendapat, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo sedang mencari keuntungan politik dari pujian yang dilayangkannya untuk Ratna Sarumpaet.
Ratna kini diproses hukum atas dugaan menyebar kabar bohong.
"Itu kan mau mengambil keuntungan politik. Itu makin membuktikan bahwa kasus ini merugikan kami, kan mau mengambil keuntungan politik, apalagi namanya itu," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/2/2019).
Fadli mengatakan, kasus ini telah dimanfaatkan sehingga merugikan Prabowo-Sandiaga. Padahal, kata dia, BPN Prabowo-Sandiaga justru menjadi pihak yang paling dirugikan.
"Kami kan yang paling banyak menjadi korban," kata Fadli.
Baca juga: Jokowi: Untungnya Mbak Ratna Sarumpaet Jujur, Saya Acung Jempol
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 01 menyinggung soal kasus hoaks penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet saat menghadiri deklarasi dukungan alumni universitas se-Jawa Tengah di Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019) pagi.
Jokowi awalnya bicara mengenai hoaks yang belakangan marak beredar di publik. Ia bicara soal hoaks tujuh kontainer surat suara tercoblos.
Ia juga menyinggung soal selang cuci darah di RSCM yang disebut Prabowo Subianto digunakan berkali-kali.
Lalu, ia bicara mengenai Ratna Sarumpaet yang kabarnya dianiaya, namun ternyata mukanya lebam karena operasi plastik.
"Ada lagi yang katanya dianiaya, mukanya babak belur, lalu konferensi pers, menuduh-nuduh kita," kata Jokowi disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Baca juga: Merasa Keki, Fadli Zon Enggan Jenguk Ratna Sarumpaet
Namun, Jokowi justru memuji sosok Ratna Sarumpaet karena pada akhirnya ia mengakui kepada publik bahwa wajahnya lebam akibat operasi plastik, bukan karena dianiaya orang tak dikenal sebagaimana disampaikan kubu Prabowo-Sandiaga.
"Untungnya yang namanya Mbak Ratna Sarumpaet itu jujur. Saya kenal beliau lama. Beliau berani dan jujur sehingga ketika ramai, dia menyampaikan apa adanya. Saya acungi jempol ke Ratna," kata Jokowi.
Kepala Negara justru mempermasalahkan pihak-pihak yang menyebarkan kepada publik bahwa Ratna dianiaya.
"Yang enggak benar itu yang ngabarin dianiaya. Itu maunya apa? Mau nuduh kita? Tapi masyarakat sudah cerdas dan pintar-pintar," kata Jokowi.