Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Redy Pramanjaya
Praktisi Komunikasi

Lulusan Ilmu Komunikasi yang sudah lebih dari 14 tahun bekerja di periklanan. Saat ini adalah Pengarah Kreatif di Biro Iklan H Three bagian dari Hakuhodo Network Indonesia.

Insight

Kompas.com - 22/12/2018, 16:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

BARU-BARU ini, saya cuma bisa mengelus dada membaca riuh-rendah postingan media sosial tentang iklan salah satu pasangan capres-cawapres. Ada yang bilang itu melecehkan pekerja lepas lah, enggak ngerti target lah, dan sebagainya.

Saya enggak mau turut mengajukan protes atau pun membela yang diprotes. Ada hal lain dari itu semua yang menggelitik saya—yang sehari-hari bekerja mengolah pesan.

Buat saya, komunikasi adalah kunci. Berubahnya sebuah peradaban berawal dari pesan. Benar salahnya pesan tergantung persepsi kita sebagai penerima menangkapnya. Komunikasi tidak seperti ilmu eksak yang punya rumus dan formula tetap dengan hasil yang selalu pasti.

Komunikasi itu cair. Ada seninya. Tidak semata sains. Mungkin itulah sebabnya, tepat atau tidaknya sebuah komunikasi ditentukan oleh apa yang kita rasa setelah kita menerima sebuah pesan. Kalau logika dan hati kita menolak, itu berarti pesannya enggak tepat bagi kita. 

Di komunikasi ada istilah insight. Dalam kamuslengkap.com, insight diartikan sebagai wawasan dan pengetahuan yang dalam. Adapun kamus bahasa Inggris mengartikannya sebagai sebuah kapasitas untuk memperoleh pemahaman intuitif yang akurat pada obyek manusia ataupun benda.

Ditilik dari definisi tersebut, ada beberapa kata yang bisa digarisbawahi, yaitu: wawasan yang dalam, kapasitas, intuisi, dan akurasi.

Artinya, insight itu berat banget syarat-syaratnya. Kalau cuma mengandalkan intuisi ya belum sempurna rukunnya.

Insight itu mesti lengkap berupa intuisi yang akurat atas suatu obyek yang muncul dari wawasan mendalam, hasil dari pemikiran dengan kapasitas mumpuni. Pesan dengan insight yang kuat pasti akan memperoleh simpati, punya ikatan kuat di benak dan hati khalayak.

Sayangnya, bahkan orang iklan pun masih sering salah kaprah memahami insight. Susah membedakan antara insight, fenomena, dan fakta. Saya sendiri termasuk di dalamnya.

Belum pernah saya seumur-umur kerja di iklan berhasil menemukan insight yang membelalakkan mata, logika, bahkan hati.

Mungkin itu pula sebabnya iklan-iklan Indonesia seperti jalan di tempat. Enggak maju-maju. Ikut kompetisi tingkat internasional jarang dapat penghargaan.

Pernah dalam sebuah workshop iklan di event internasional, pembicara menjelaskan apa itu insight. “Sebuah pernyataan, yang benar-benar membalikkan pemikiran kita sebelumnya atas suatu hal. A hidden truth.”

Dia lalu memberi contoh, “Dulu banyak orang berpikir, sesuatu yang kotor itu jorok dan banyak kuman. Tetapi, ada sebuah brand yang membalikkan pemikiran itu menjadi: kotor itu baik; dengan disertai contoh dan penjelasan.”

Balik ke kondisi sekarang, bagaimana cara memperbaikinya sehingga pesan bikinan kita bisa akurat merebut simpati khalayak?

Satu-satunya jalan sebenarnya adalah turun ke jalan. Lakukan observasi mendalam. Market visit kalau istilah marketingnya. Kalau pejabat sekarang membahasakannya dengan blusukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Nasional
Video Bule Sebut IKN 'Ibu Kota Koruptor Nepotisme' Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Video Bule Sebut IKN "Ibu Kota Koruptor Nepotisme" Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Nasional
Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Nasional
KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

Nasional
Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Nasional
PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

Nasional
Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com