JAMBI, KOMPAS.com — Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyebut elektabilitasnya di Pulau Sumatera cenderung turun meskipun sedikit.
"Kenapa di Sumatera (elektabilitas) kami turun? Termasuk di Jambi, di Riau, ya meskipun sedikit," ujar Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Tim Kampanye Daerah Provinsi Jambi, Minggu (16/12/2018).
"Problemnya adalah harga komoditas itu turun. Harga sawit turun, harga karet turun, dan harga kelapa juga," lanjut dia.
Kondisi itu menyebabkan petani sawit, karet, dan kelapa menyalahkan pemerintah.
Baca juga: Jokowi: Yang Gede-gede Enggak Garap, Saya Ambil Lagi, Saya Kasih ke Rakyat
Jokowi pun menegaskan, harga komoditas itu tak bisa diintervensi oleh negara. Harga komoditas itu adalah bagian dari mekanisme harga yang diatur oleh pasar global.
"Pemerintah, kami, tidak mungkin memengaruhi harga global. Ya, karena itu adalah mekanisme pasar," ujar Jokowi.
Harga sawit misalnya. Jokowi menjelaskan bahwa Uni Eropa melaksanakan banned bagi komoditas sawit Indonesia.
Hal itu disebabkan Uni Eropa sedang mengembangkan minyak dari bunga matahari sebagai pengganti minyak sawit.
"Untuk melindungi bisnis mereka, sawit kita diblok. Jadi, ini urusan bisnis mereka," ujar Jokowi.
Pemerintah sebenarnya berupaya melindungi harga sawit dalam negeri, salah satunya dengan melobi China agar mengimpor lebih banyak sawit Indonesia sebanyak 500.000 ton. Namun, rupanya kebijakan itu tidak berpengaruh banyak bagi perbaikan harga sawit dunia.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan