Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Korban Penembakan Paniai Tagih Janji Jokowi

Kompas.com - 07/12/2018, 19:58 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ayah salah seorang korban kasus penembakan di Kabupaten Paniai, Papua, mendatangi kantor Amnesty Internasional, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018).

Ia adalah Obet Gobay, ayah dari Apius Gobay yang meninggal dunia karena terjangan timah panas di Paniai 2014. Kedatangan Obet ke Jakarta adalah untuk menagih janji Presiden Joko Widodo mengusut kasus yang menewaskan putranya empat tahun silam.

Ia hadir bersama aktivis HAM Papua, Yones Douw.

Obet yang kurang lancar berbahasa Indonesia ini menuturkan, putranya, yang kala itu masih bersekolah, punya cita-cita tinggi. Namun, cita-cita itu terenggut bersamaan dengan hembusan napas terakhir Apius.

Baca juga: Komnas HAM: Penembakan di Paniai Kejahatan Serius

"Mereka sekolah ingin menjadi orang besar, tapi sampai sekarang tidak selesai kasus ini. Itu kenapa saya datangi tempat ini mencari keadilan," kata Obet, melalui terjemahan Yones Douw.

Obet mengatakan, putranya tak pernah berbuat jahat, tetapi harus mengalami kejadian yang merenggut nyawanya.

Bertahun-tahun Obet menanti janji pemerintah untuk menuntaskan kasus ini. Tetapi, hingga empat tahun lamanya, pelaku penembakan Apius tak juga ditemukan.

"Saya tidak bicara banyak, tapi saya tunggu pemerintah kapan menyelesaikan kasus ini," kata Obet yang sehari-hari bekerja sebagai petani dan Majelis Gereja.

"Panjang atau pendek, saya tunggu pemerintah untuk pengungkapan pelaku," sambungnya sambil menyeka air mata.

Sementara itu, secara pribadi Yones Douw menambahkan, pemerintah harus cepat menuntaskan kasus ini.

Sebab, selain karena berjanji, pengungkapan kasus yang terlalu lama dapat menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap mereka menjadi hilang.

"Janji Menkopolhukam, Pak Jokowi, hari ini sedang kami tunggu. Kalau sudah empat tahun kepercayaan kepada negara akan hilang. Saya di sini bicara Hak Asasi Manusia," kata Yones.

Tanggal 7-8 Desember 2018 menandai empat tahun penganiayaan dan penembakan di Kabupaten Paniai, Papua. Pada 7 Desember empat tahun lalu, di Jalan Poros Madi-Enarotali, Distrik Paniai Timur, terjadi penganiayaan kepada seorang warga bernama Yulianus Yeimo.

Baca juga: Jokowi Ingin Kasus Penembakan di Paniai Diselesaikan

Menurut keterangan tertulis yang dirilis oleh Amnesty Internasional, Yulianus mengalami luka bengkak pada bagian belakang telinga kanan dan kiri, serta luka robek di ibu jari kaki kiri. Luka tersebut akibat pukulan popor senjata api laras panjang.

Sementara penembakan terjadi di Lapangan Karel Gobai, Kota Enarotali, Senin 8 Desember 2014. Kala itu, personel polisi dan tentara menembak kerumunan warga yang sedang melakukan protes damai atas penganiayaan Yulianus.

Penembakan ini menewaskan empat pemuda Papua yang seluruhnya pelajar. Mereka adalah Apius Gobay (16), Alpius Youw (18), Simon Degei (17), dan Yulian Yeimo (17). Penembakan juga mengakibatkan setidaknya 11 warga sipil terluka.

Kompas TV Penyerangan kelompok bersenjata di Bukit Kabo, Kabupaten Nduga, Papua, membuat proyek pembangunan Trans Papua terhenti. Demi infrastruktur di Papua, Panglima TNI memastikan proyek Trans Papua akan berlanjut pekan depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com