Pasalnya, dengan MOE sebesar 2,8 persen, rentang perolehan Jokowi-Ma’ruf saat ini berada di kisaran 49,8-55,4 persen.
Apalagi, ada pemilih yang berpotensi menggeser arah dukungannya.
Baca juga: Survei LSI: Pasca Kasus Hoaks Ratna Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Turun 1 Persen
Ada 30,7 persen pemilih Jokowi-Ma’ruf yang masih berpeluang mengubah dukungannya hingga pemilu nanti.
"Sementara kemungkinan serupa pada pasangan Prabowo-Sandi sebesar 34,2 persen," kata Bambang.
Dengan adanya pemilih ragu pada kedua belah pihak dan mereka yang hingga kini belum menentukan pilihan, total massa mengambang dapat mencapai 46,8 persen.
Hal ini yang membuat hasil akhir pertarungan ini masih sulit dipastikan.
Bambang menambahkan, indikasi lain juga menunjukkan, masih cukup ruang bagi kedua kubu untuk memikat mereka yang kini berada di zona ambigu.
Ada 31,7 persen responden yang tidak memosisikan diri untuk menegasikan atau menolak salah satu pasangan calon.
Kelompok ini bisa menjadi peluang bagi kedua belah pihak untuk menarik simpati.
Sedikit peluang juga dapat terbaca pada tingkat resistensi yang lebih tegas.
Baca juga: Survei Kompas: 6 Parpol Terancam Tak Lolos DPR, 5 Parpol Lain Belum Aman
Pemilih Jokowi-Ma’ruf yang memastikan diri untuk tidak akan memilih Prabowo-Sandi sebesar 82,2 persen.
Sebaliknya, pemilih Prabowo-Sandi yang memastikan tidak akan memilih Jokowi-Ma’ruf sebanyak 79,3 persen.
Hal ini menunjukkan sikap fanatisme yang sudah cenderung tinggi pada tiap konstituen. Namun, ruang untuk mengubah elektabilitas juga masih tetap ada.
Survei dilakukan terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi.
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,8 persen.