Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Minggu Pasca-bencana Sulteng, Begini Perkembangan Penanggulangannya

Kompas.com - 11/10/2018, 09:15 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menginjak H+14 gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, percepatan pemulihan infrastruktur terus dilakukan.

Meski demikian, hingga saat ini sejumlah kendala masih ditemui mereka yang bertugas di lapangan.

Kendala itu, misalnya, dalam hal penyediaan air bersih.

Total terdapat 62 sumber air bersih yang tersebar di sejumlah titik. Jumlah tersebut terdiri dari 22 mobil tangki dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), 7 mobil tangki PMI, 2 water treatment yang beroperasi di Sigi, 1 water treatment di Donggala, dan 30 hidran minum di titik-titik strategis.

Baca juga: BNPB Sebut Tanggap Darurat Bencana di Sulteng Kemungkinan Diperpanjang

Dua dari tiga sumber air bersih di Kota Palu juga dilaporkan sudah aktif.

Meski demikian, jumlah tersebut ternyata belum mencukupi. Masih ditemukan kelangkaan pasokan air bersih di sejumlah titik.

Sementara, dalam hal penyediaan MCK, petugas telah memasang 25 unit MCK portable, 10 unit terpasang di Balaroa dan bandara.

Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah fasilitas MCK di lokasi pengungsian masih kurang.

Untuk penyediaan listrik, sejumlah instrumen tercatat telah beroperasi, seperti 7 gardu induk, 1.619 gardu distribusi, 66 unit genset mobile, dan 45 unit penyulang.

"90% persen pelayanan listrik secara total mencapai, pelanggan prioritas telah terlayani, yaitu 15 perkantoran pemerintah dan TNI, Polri, 2 kantor PDAM, 10 bank dan ATM, 11 SPBU, 8 rumah sakit, 18 BTS, 13 titik ekonomi, 16 rumah ibadah, 1 mal, dan 1 swalayan, jaringan listrik ke konsumen dalam pengecekan dan perbaikan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2018).

Baca juga: BNPB: Tak Ada Pengusiran Relawan BPBD di Kantor Bappeda Palu

Meski demikian, pasokan listrik tersebut belum merata. Dilaporkan, pasokan listrik paling banyak masuk di wilayah Sigi.

Selain itu, petugas juga terus melakukan penyaluran bantuan logistik ke korban terdampak bencana.

Tercatat, jumlah logistik di Gudang Halim mencapai 105 ton, Makassar 58 ton, Balikpapan 120 ton, dan di Kota Palu 40 ton.

Untuk pendistribusian, dikerahkan 15 unit helikopter yaitu 3 unit dari BNPB, 6 unit dari TNI, 2 dari Polri, 3 dari PMI, dan 1 unit dari Basarnas

Dalam prosesnya, masih ditemukan kendala distribusi lantaran tersebarnya pos pengungsian di sejumlah titik, terutama di Donggala.

Selain itu, terbatasnya kendaraan operasional juga menjadi kendala pendistribusian.

"Masih terdapat daerah yang terputus, tidak dapat dijangkau lewat jalur darat, yaitu Desa Lende, Donggala, sehingga menyulitkan distribusi logistik bantuan. Selama ini bantuan logistik dilaksanakan melalui jalur udara atau helikopter yang kapasitasnya terbatas," jelas Sutopo.

Meski menghadapi sejumlah kendala, proses distribusi logistik terus dilakukan dan petugas berupaya membuka akses jalan menuju daerah-daerah yang sulit ditembus.

Tak hanya itu, pasokan listrik dan air bersih juga terus dikerahkan supaya sebarannya merata dan mencukupi.

Gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, Jumat (8/10/2018) mengakibatkan 82.775 warga terdampak mengungsi di sejumlah titik.

Selain itu, dilaporkan 2.045 korban meninggal dunia dan 10.679 jiwa luka berat.

Tercatat pula, 67.310 rumah dan 2.736 sekolah rusak. Serta terdapat 20 fasilitas kesehatan dan 12 titik jalan rusak berat.

.

.

.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com