Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Anggota KPU Sulteng Jadi Korban Tewas Gempa dan Tsunami di Palu

Kompas.com - 02/10/2018, 18:22 WIB
Reza Jurnaliston,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Azis menuturkan, pihaknya meminta KPU Provinsi Sulawesi Tengah untuk melakukan identifikasi korban yang luka hingga meninggal, baik dari jajaran KPU provinsi sampai PPS (Panitia Pemungutan Suara) di Sulawesi Tengah.

Viryan menceritakan, saat gempa menggunjang Sulawesi Tengah, KPU Provinsi Sulawesi Tengah sedang melaksanakan rapat koordinasi penyempurnaan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 di Hotel Mercure Palu.

“Datanya kemarin, ada dua anggota KPU yang meninggal, satu kasubag, kena timpahan pada saat gempa,” tutur Viryan di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018).

Namun, Viryan belum bisa memberikan kejelasan mengenai identitas dari dua korban yang meninggal itu.

Baca juga: Palu Diterjang Gempa dan Tsunami, KPU Pastikan Data dan Dokumen Aman

Meski demikian, ia mengkonfirmasi ada beberapa komisioner di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan yang selamat dari bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

“Yang terkonfirmasi sampai hari Minggu (30/8/2018) yang selamat, KPU Banggai, KPU Poso, KPU Bangket, KPU Tojo Una-Una, KPU Banggai Laut, KPU Provinsi (Sulawesi Tenggara), dan KPU Toli-Toli. Yang sudah dapat beritanya selamat, selebihnya belum,” kata Viryan.

Kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami di Dupa Tondo, Kelurahan Layana, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10/2018). Di area kompleks mebel dan pergudangan ini luluh lantak akibat gempa dan diterjang tsunami.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami di Dupa Tondo, Kelurahan Layana, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10/2018). Di area kompleks mebel dan pergudangan ini luluh lantak akibat gempa dan diterjang tsunami.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, lanjut Viryan, telah memberikan arahan kepada KPU Provinsi Sulawesi Tengah pascagempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami yang meluluhlantahkan Kota Palu dan Kabupaten Donggala.

Arahan tersebut yakni memastikan dan mengecek kondisi kantor KPU provinsi, kabupaten/kota di Sulawesi Tengah pasca bencana gempa dan tsunami.

“Kalau kondisinya rusak, yang rusak apa?, Misalkan komputer, seluruh perangkat kerja komputer di ruangan itu rusak, termasuk di dalamnya ada data,” sambung Viryan.

Baca juga: Ini Arahan KPU Pusat kepada KPU Sulawesi Tengah

Viryan menambahkan, pihaknya juga meminta KPU Provinsi Sulawesi Tengah untuk melakukan pemetaan daftar pemilih pasca bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Viryan mengatakan, untuk waktu lima sampai tujuh hari ke depan pemutakhiran data pemilih di Sulawesi Tengah akan terhenti. Hal itu disebabkan, akan fokus dalam penanganan tanggap darurat pasca bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah.

“Paling tidak 5-7 hari ke depan kami juga ngerti, bahwa ini kan kondisi kedukaan ya, maka selamatkan dulu kondisi masing-masing sanak famili, baru dari kantor. Kemudian kurang lebih 5-7 hari kegiatan terkait pemutakhiran data pemilih itu off di Sulteng,”ujar Viryan.

Saat ini, kata Viryan, anggota KPU seluruh Indonesia juga tengah menggalang dana kemanusiaan untuk membantu korban bencana di Sulawesi Tengah.

Sejak gempa bumi bermagnitudo 7,4 mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala dan disusul tsunami setinggi 3 meter, korban jiwa dan kerusakan terus bertambah.

Hingga Selasa (2/10/2018) pukul 13.00 WIB, korban tewas akibat gempa dan tsunami di Sulteng bertambah menjadi 1.234 Orang.

Selain itu, sebanyak 799 orang mengalami luka berat. Mereka tengah dirawat di rumah sakit.

Para korban meninggal tersebut diketahui berasal dari Kota Palu, Kabupaten Donggala, Parigi Moutong, dan Sigi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com