Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Berdirinya DKARI dan Hari Kereta Api

Kompas.com - 28/09/2018, 10:39 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 73 tahun yang lalu, tepatnya pada 28 September 1945, Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) berdiri. Pengambilalihan kekuasaan perkeretaapian Indonesia yang berada di tangan Jepang ini sekaligus sebagai tanda berdirinya jawatan tersebut.

Sistem perkeretaapian di Indonesia sepenuhnya berada di tangan bangsa Indonesia. Jepang sudah tak diperbolehkan ikut campur dalam mengurusi sistem kereta api di Indonesia.

Kemudian, berdirinya DKARI diperingati sebagai Hari Kereta Api.

Masa Hindia Belanda

Dilansir dari dokumentasi Harian Kompas, awal penggunaan kereta api di Indonesia telah ada semenjak 1864. Ketika itu Gubernur Jenderal Hindia Belanda Sloet Van Beele melakukan seremoni pembangunan rel kereta api kali pertama.

Jalur rel perdana yang dibuat menghubungkan Ibu Kota Jawa Tengah, Semarang dengan Surakarta. Nederlands-Indische Spoorwegen Maatschappij (NISM) sebagai pemrakarsa perusahaan kereta api di Hindia Belanda memulai proyek itu.

Setelah sukses, NISM mulai mengembangkan jalurnya ke berbagai rute di Jawa. Keberhasilan NISM membangkitkan motivasi perusahaan pemerintah Hindia Belanda untuk membuat perusahaan sendiri.

Akhirnya, Staat Spoorwagen (SS) berdiri dan membuat jalurnya melintang antara Surabaya-Pasuruan dengan panjang 115 kilometer

Tak hanya di Jawa saja, perkembangan kereta juga melebar ke Sumatera. Rel kereta pertama di Sumatera Utara dibangun oleh Perusahaan Kereta Api Swasta Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).

Baca juga: Hari Ini 150 Tahun Lalu, Perjalanan Perdana Kereta Api di Pulau Jawa

Sementara di Sumatra Barat dapat dikatakan sejak pembangunan jalur kereta api oleh Perusahaan Kereta Api Negara Sumatra Staats Spoorwegen (SSS).

Pada awalnya, kereta dihadirkan untuk mengangkut sirkulasi hasil bumi, perkebunan dan hasil tambang. Selain itu, jalur kereta digunakan untuk mendistribusikan kopi dari daerah pedalaman ke pusat perdagangan.

Ketika Jepang masuk ke Indonesia, mereka mulai mengubah sistem kereta api. Panjang jalur rel kereta dipangkas dan diangkut ke Myanmar untuk membangun jalan Kereta di sana.

Setelah Indonesia Merdeka

Setelah Proklamasi kemerdekan, tak semua perusahaan yang dulunya dibawah Belanda jatuh ke Indonesia. Para pejuang dan pekerja dalam industri kereta api mulai menyuarakan nasib kereta api kepada Menteri Perhubungan saat itu, Abikoeno Tjokronegoro.

Buruh kereta api yang tergabung dalam Serikat Buruh Kereta Api (SBKA) mulai melakukan aksi untuk merebut otoritas pengelolaan kereta api dari tangan kolonial.

Karyawan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMDA) juga tak ketinggalan untuk mengambil alih kekuasaan perkeretaapian.

Harian Kompas edisi 31 Agustus 2005, menjelaskan bahwa ribuan pegawai KA dan Angkatan Muda KA (AMKA) yang waktu itu masih bekerja di bawah kekuasaan Jepang, dengan datang ke Balai Besar KA Bandung-kini Kantor Pusat PT KA-dan mengambil alih kantor itu dari tangan Jepang.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

Nasional
Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Nasional
Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Nasional
Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com