KOMPAS.com - Menjadi seorang yang dekat dengan Presiden, merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, termasuk bagi para asisten ajudan Presiden Joko Widodo.
Selain bertugas mendampingi, seorang asisten ajudan harus bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan Presiden Jokowi.
Tak sembarang orang bisa menjadi seorang asisten ajudan atau ajudan Presiden. Baik TNI maupun Polri selalu merekomendasikan anggota terbaiknya. Biasanya, mereka adalah peraih Adhimakayasa atau prestasi lain.
Lewat salah satu video yang diunggah dalam akun YouTube resmi milik Jokowi pada Rabu (5/9/2018), dua orang asisten ajudan presiden menceritakan kisahnya ketika terpilih menjadi seorang asisten ajudan kepresidenan.
Video itu diunggah ke akun resmi Youtube Jokowi dengan judul "Sang Asisten Ajudan Presiden".
Mereka adalah Letnan Satu (Lettu) Teddy Indra Wijaya yang merupakan alumnus Akademi Militer tahun 2011, dan Inspektur Satu (Iptu) Syarif Muhammad Fitriansyah yang merupakan alumnus Akademi Kepolisian tahun 2012.
Sebelum resmi menjadi seorang ajudan, seseorang harus melalui seleksi ketat dari masing-masing angkatan. Setelah diseleksi TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, serta Kepolisian RI hingga akhirnya terpilihlah mereka berdua.
"Saya mewakili TNI dan Syarif yang dari Kepolisian," ucap Teddy dalam unggahan video itu.
Baik Teddy maupun Syarif sebelumnya tidak mempunyai rencana atau bahkan bercita-cita menjadi seorang asisten ajudan presiden.
"Mimpi saja tidak pernah," ujar Syarif.
Sebuah kebanggan tersendiri ketika seseorang pilihan dari masing-masing matra berkesempatan selalu mendampingi Presiden Jokowi.
Dalam video tersebut juga dijelaskan mengenai perbedaan tugas antara ajudan presiden dengan anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Menurut Teddy, kalau Paspampres fokus kepada pengamanan dan keselamatan Presiden. Sedangkan, ajudan dan asisten ajudan lebih bersifat ke dalam kegiatan Presiden sehari-hari, agar bisa bekerja lancar dan nyaman.
Teddy dan Syarif juga menjelaskan kegiatan Presiden saat kunjungan kerja (kunker). Presiden Jokowi tinggal di Istana Bogor, sehingga kalau ingin melakukan kunjungan kerja ke Jakarta atau ke daerah lainnya harus berangkat menyesuaikan waktu tempuh.
Selain itu, menurut Syarif, Jokowi juga memiliki aktivitas yang padat. Bahkan, ada sejumlah aktivitas di beberapa pulau di Tanah Air yang harus dilakukan dalam sehari.