"Saya memutuskan dan telah mendapat persetujuan dari partai-partai koalisi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi sebagai calon wakil presiden adalah Profesor Kiai Haji Ma'ruf Amin," ujar Jokowi.
Saat pengumuman tersebut, Mahfud tidak berada di restoran seberang. Ia tidak kembali.
Rupanya, ia memilih menuju kantornya, MMD Initiative Justice and Democracy yang terletak di Jalan Kramat 6, Jakarta.
Tak kecewa
Di sana, kepada wartawan yang menghampiri, ia sempat bersedia mengomentari keputusan Jokowi.
Meski terkejut, Mahfud mengaku tidak kecewa atas keputusan tersebut.
"Menurut saya biasa di dalam politik, itu tidak apa-apa. Kita harus lebih mengutamakan keselamatan negara ini daripada sekadar nama Mahfud, nama Ma'ruf Amin atau nama lain," ujar Mahfud seperti dikutip Kompas TV, Kamis malam.
Mahfud mengaku menerima keputusan tersebut. Ia menilai, proses yang berjalan sangat konstitusional.
Baca juga: Mahfud MD: Kita Harus Mengutamakan Keselamatan Negara
"Kita mendukung, negara ini harus terus berjalan," ujar Mahfud.
Hari ini, Mahfud kembali mengomentari batalnya dirinya menjadi cawapres. Namun, ia menolak berbicara kepada wartawan.
Ia memilih berbicara melalui akun Twitter-nya @mohmahfudmd.
Mahfud mengaku, ada ribuan pesan lewat SMS, WhatsApp, dan media sosial lainnya yang diterimanya.
"Sy minta maaf dan berterimakasih kpd masyarakat yang mengirim pesan/pertanyaan dan simpati kpd sy terkait keputusan Pak Jkw memilih KH Makroef Amin sbg cawapresnya. Ada ribuan WA, SMS, Twitter, dll. Sy minta maaf krn sy hanya bs membaca tanpa bs menjawab 1 persatu," tulis Mahfud.
Mahfud menjelaskan, keputusan Jokowi merupakan realitas politik yang tak terhindarkan. Ia tak kecewa dengan putusan tersebut. Ia memaklumi pilihan Jokowi.
"Sy memaklumi pilihan itu sulit dihindarkan. Sy bilang, Pak Jkw tak perlu metass bersalah. Itu hak beliau utk memutuskan yg terbaik," tulisnya.
Yang terpenting, kata dia, Indonesia harus dirawat dengan baik. Keberlangsungan Indonesia jauh lebih penting dari sekadar namanya dan Ma'ruf Amin.
"Scr agama, sy dkk sdh berusaha tapi Tuhan jua yg menentukan. Tidak ada daya atau hal yg bs diberdayakan tanpa izin Allah," tulis dia.
Mahfud menilai, keputusan Jokowi sudah sesuai dengan hak dan mekanisme konstitusional. Ia meminta seluruh pihak menerima itu sebagai kesadaran konstitusional.
"Mari kita terus dgn rumah NKRI. NKRI adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kita bangsa Indonesia. Ikuti trs pros2 konstitusional yg berlaku," tulisnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.