Kebutuhan akan laporan penanganan yang cepat membuat setiap institusi menggunakan data yang dimiliki masing-masing. Akibatnya, kemungkinan terjadi identitas yang dobel.
"Masing-masing lembaga diminta membawa data identitas korban meninggal dengan lebih detil, yaitu nama, usia, gender dan alamat. Data akan di-cross check satu sama lain," ucapnya.
"Seringkali satu korban tercatat lebih dari satu. Misal, instusi menyebutkan nama panggilan sehari-hari, nama lengkap, atau nama kecilnya sehingga data terhitung 3 orang," ucap Sutopo.
Solusinya, dibutuhkan koordinasi serta pertemuan untuk mencocokkan data antarinstitusi yang ikut dalam proses penanganan gempa Lombok ini.
Sampai saat ini, tim SAR gabungan masih melakukan proses evakuasi. Sutopo memprediksi jumlah korban akibat bencana tersebut masih akan bertambah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.