Sohibul menjelaskan, dalam konteks pencalonan wakil presiden, PKS berpegang pada keputusan Majelis Syuro yang mengajukan sembilan nama kadernya sebagai capres dan cawapres.
Selain itu, PKS juga menyetujui hasil rekomendasi pertemuan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.
"Siapa pun nanti yang akhirnya menjadi cawapres Prabowo tentu masuk dalam koridor keputusan ini. Tapi untuk mundur, tentu bukan pada konteksnya, karena memang ini adalah keputusan institusi, bukan pribadi," kata Sohibul.
Dukungan ulama
Menurut Sohibul, Prabowo akan mendapat dukungan dari para ulama jika memilih Salim Segaf Al Jufri sebagai cawapres.
Pasalnya, Salim Segaf merupakan salah satu kandidat cawapres yang direkomendasikan oleh GNPF Ulama. Begitu juga jika Prabowo memilih Ustaz Abdul Somad.
"Kalau Pak Prabowo mau mengambil Pak Salim, tandanya sudah ada dukungan rekomendasi ijtima ulama," ucap Sohibul.
Baca juga: Ketum Parpol Pendukung Jokowi Kumpul Rabu Malam, Cawapres Diumumkan Kamis
Meski demikian, lanjut Sohibul, PKS masih terus menjalin komunikasi dengan Partai Gerindra dalam membahas figur cawapres.
Sebab, hingga saat ini Prabowo belum menentukan siapa cawapres yang akan mendampinginya maju pada Pilpres 2019.
"Tetapi Pak Prabowo hingga hari ini cuma pegang bola saja dan tidak jelas bolanya akan dilempar ke mana. Di situlah kami terus bangun komunikasi politik," kata Sohibul.
Di sisi lain, PKS juga masih terus berkomunikasi dengan Partai Gerindra terkait pembentukan koalisi.
Menurut Sohibul, meski belum ada deklarasi koalisi secara resmi, namun secara de facto PKS dan Gerindra telah menjalin kerja sama selama ini.
"PKS dan Gerindra sudah ada koalisi secara de facto, tapi koalisi memang belum tuntas sampai koalisi secara de jure. Sampai de jure yang sekarang sedang proses," tuturnya.
Baca juga: Tiga Tawaran Ini Bisa Buat Prabowo Pertahankan PAN dan PKS
Selain PKS, partai calon mitra koalisi lainnya juga mengajukan nama sebagai cawapres pendamping Prabowo.
PAN telah mengusulkan ketua umumnya, Zulkifli Hasan. Sementara Partai Demokrat disebut mengajukan nama Agus Harimurti Yudhoyono.