Kendati demikian, Prabowo masih berupaya mendapatkan dukungan dari dua parpol oposisi lain, yakni Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional.
Setelah pertemuan dengan SBY, Prabowo bersama jajarannya langsung bergegas ke Kantor DPP PKS.
Tak Ada Makan Siang Gratis
Kendati tiket nyapres diberikan secara cuma-cuma oleh SBY untuk Prabowo, para pengamat politik tetap meyakini tidak ada makan siang yang gratis.
Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, menilai, deal antara SBY dan Prabowo tak lepas dari tujuan SBY menjadikan putra sulungnya, AHY, sebagai cawapres.
Baca juga: Demokrat-PKS Sepakat Tak Inginkan Tindakan Radikal dalam Pilpres 2019
Ketika Prabowo mengatakan SBY menyerahkan penentuan posisi cawapres kepada dirinya, Said memperkirakan, hal itu sekadar fatsun politik saja.
"Prabowo sepertinya ingin menjaga kehormatan SBY dan pada saat yang sama berusaha menjaga perasaan PKS dan PAN sebagai mitra potensial koalisi berikutnya," kata Said.
Sementara itu, pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, bisa saja SBY ikhlas apabila putra sulungnya tidak menjadi cawapres di 2019. Namun, ia memperkirakan, SBY akan menyiapkan AHY untuk Pilpres 2024.
Baca juga: Sekjen Demokrat: Ada SBY, Rematch Jokowi-Prabowo Akan Menarik
Oleh karena itu, meski tidak menjadi cawapres, AHY tetap akan mendapatkan posisi yang strategis untuk meningkatkan elektabilitasnya, seperti ketua tim sukses ataupun menteri.
"Jelas ini SBY sedang merencanakan sesuatu yang lebih besar di Pilpres 2024," ujar Hendri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.