Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monitoring Penanganan Gizi Buruk di Banten dan Maluku Tengah, Ini Temuan KSP...

Kompas.com - 26/07/2018, 21:18 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Kompas TV Tahap selanjutnya, Pemda akan melakukan pendampingan dan pemantauan kepada masyarakat.

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Kantor Staf Presiden (KSP) terjun langsung menangani kasus gizi buruk di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dan Maluku Tengah.

Tenaga Ahli Utama KSP Dokter Brian Sriprahasti mengatakan, timnya menemukan ada satu keluarga yang seluruh anggotanya mengidap tuberkolosis kronis dan memerlukan penanganan segera di Kabupaten Lebak, Banten.

"Ada pula keluarga lainnya yang tidak memeriksakan diri atas alasan keyakinan," ujar Brian melalui keterangan pers resmi KSP, Kamis (26/7/2018).

Baca juga: Polri: Tiga Orang Meninggal Dunia karena Kelaparan di Pulau Seram

Tim pun segera memberikan bantuan medis kepada keluarga-keluarga tersebut.

Brian mengatakan, kasus gizi buruk yang ditemukannya itu bukan semata-mata soal kurangnya asupan makanan atau sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan publik, melainkan karena latar belakang pasien sendiri.

"Sejauh ini, kasus gizi buruk sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak," ujar Brian.

Baca juga: Kurus, Gizi Buruk, Stunting: Wajah Ngeri Anak Indonesia

Tim dari KSP juga melakukan monitoring terhadap penanganan gizi buruk yang terjadi di Kampung Siahari, Desa Morokay, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah.

Kepala KSP Moeldoko mengatakan, ia sudah berkoordinasi dengan kementerian teknis dan pemerintah daerah setempat untuk segera melaksanakan tindakan darurat pertama.

"KSP sudah berkoordinasi dengan kementerian teknis dan petugas di lapangan untuk mengatasi kejadian gizi buruk ini," ujar Moeldoko.

Baca juga: Komnas HAM-Perwakilan PBB Bertemu, Sorot Gizi Buruk Asmat hingga Nikah Dini

Penderita gizi buruk adalah anggota Suku Mausu Ane. Karakter mereka, memang hidup berpindah-pindah (nomaden) demi mendapatkan makanan.

Lokasi penderita gizi buruk hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki selama kurang lebih 15 hingga 20 jam dari desa terdekat.

Monitoring KSP mencatat, tim pertama yang datang menangani kasus itu, terdiri dari lima orang petugas kesehatan didampingi 10 personel TNI. Tim sampai pada Rabu (25/7/2018) kemarin.

Baca juga: 26 dari 59 Kasus Gizi Buruk di Tangsel Sudah Ditangani Dinkes

Perjalanan pun tidak mudah. Tim yang membawa beras serta makanan dan minuman tambahan harus melewati jalan setapak hutan dan menyeberangi sungai.

Masih berdasarkan informasi dari hasil monitoring KSP, tim menemukan dua orang meninggal dunia.

Mereka terdiri dari satu orang lanjut usia dan satu orang merupakan anak penyandang disabilitas yang ditinggal oleh kelompoknya yang sudah berpindah dari lokasi ditemukannya anak tersebut.

Baca juga: Derita Gizi Buruk, Usia 18 Tahun Bobot Hasanudin hanya 20 Kilogram

Tim kemudian memeriksa kesehatan sejumlah anggota masyarakat Suku Mausu Ane yang sakit.

Sebagian orang menderita muntaber karena bakteri yang berasal dari air sungai yang diminum tanpa dimasak. Tim langsung memberikan penanganan medis terhadap mereka.

"Sebagaimana kasus yang terjadi di Asmat, Papua, pemerintah berkomitmen memberi perhatian serius kepada kejadian gizi buruk di Maluku Tengah," lanjut Moeldoko yang merupakan mantan Panglima TNI tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com