PKS kala itu tidak ikut karena persoalan waktu. Waktu yang tersedia tidak memungkinkan bagi anggota PKS untuk menyusul ke Mekkah. Namun, selang 3 hari, dua pimpinan PKS, Salim Segaf Al Jufri dan Jazuli Juwaeni bertemu dengan Rizieq Shihab di tempat yang sama.
Pertemuan awal sebelumnya
Selain menemui Slamet, saya juga menemui anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade yang mengakui bahwa ia adalah sosok yang pertama kali menemui Rizieq Syihab, sekitar 3 bulan sebelum pertemuan 2 Juni lalu.
Namun Andre menolak pernyataan yang menyebut bahwa pertemuan Prabowo, Amien, dan Rizieq dirancang pada pertemuan pertama 2 Juni tersebut. Menurut Andre, pertemuan ketiga tokoh itu berlangsung spontan tanpa rencana.
Peryataan Andre ini menguatkan apa yang disampaikan Slamet.
Koalisi keummatan, kekuatan baru?
Lalu kini pertanyaannya, apakah koalisi keumatan akan terbentuk secara nyata sebagai kekuatan politik baru yang berisi Gerindra, PAN, PKS?
Akankah kelompok ini juga akan mengajak PBB? Belakangan Demokrat juga diajak untuk bergabung.
Jikapun terbentuk sejauh mana koalisi ini akan menjadi kekuatan yang mendorong gerakan #2019GantiPresiden?
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan kepada saya, sejauh ini belum tampak gerakan #2019GantiPresiden mengubah peta politik elektoral menuju Pilpres tahun depan.
Elektabilitas alias tingkat keterpilihan Joko Widodo dalam berbagai Survei masih belum menunjukkan adanya “gangguan” berarti dari gerakan #2019GantiPresiden.
Situasi ini akan berbeda andai dua hal berikut ini terjadi.
Pertama, tantangan ekonomi yang mendera dunia dan berdampak pada Indonesia. Salah langkah penanganannya di dalam negeri, bisa berakibat fatal bagi pemerintahan Jokowi.
Kedua, tambahan energi dari partai politik yang menyeberang. Andai ada partai koalisi Jokowi menyeberang ke kelompok oposisi, sangat mungkin peta elektoral berubah.
Saya Aiman Witjaksono…
Salam.