Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waketum Gerindra: Prabowo seperti Jadi 'ABG' Lagi...

Kompas.com - 22/05/2018, 10:40 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono mengatakan, Ketua Umumnya Prabowo Subianto semakin bersemangat menghadapi pemilihan presiden 2019.

Prabowo, sebut Ferry, termotivasi terpilihnya pimpinan koalisi oposisi Pakatan Harapan di Malaysia Mahatir Mohamad sebagai perdana menteri ketujuh Malaysia, beberapa waktu lalu.

"Pak Prabowo ini sekarang lebih semangat karena ada pengaruh dari Malaysia," ujar Ferry dalam acara konferensi pers hasil survei Charta Politika di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (21/5/2018).

"Kemenangan oposisi di Malaysia itu seperti menginspirasi dan memotivasi Pak Prabowo untuk memenangkan oposisi seperti itu terjadi juga di Indonesia," lanjut dia.

Baca juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas Jokowi 51,2 Persen, Prabowo 23,3 Persen

Apalagi, kemenangan Mahatir kali ini diraihnya pada usia 92 tahun. Fakta ini, lanjut Ferry, menunjukkan bahwa usia tidak bisa menghalangi seseorang dalam meraih kekuasaan.

Prabowo pun sangat termotivasi dengan hal ini.

"Prabowo seperti jadi 'ABG' lagi ketika di Malaysia itu, orang yang jadi Perdana Menteri umurnya 92 tahun. Usia tidak lagi penting melihat Mahatir di usianya yang ke- 92 tahun masih bisa menjadi perdana menteri," ujar Ferry.

Saat ini, Prabowo sedang berkeliling Indonesia untuk meraup dukungan publik.

Baca juga: Charta Politika: Anies Baswedan dan Gatot Nurmantyo Paling Pantas Jadi Cawapres Prabowo

Ferry menyebut, sejumlah kelompok sudah mendeklarasikan diri mendukung Prabowo di Pilpres 2019.

Dengan mandat Partai Gerindra yang sudah berada di tangan Prabowo, Ferry yakin mantan Komandan Jenderal Kopassus itu maju dan menang di Pilpres 2019.

"Dengan begini, sebenarnya situasi Pak Prabowo lebih baik. Beliau kebetulan ketua umum partai. Dengan posisi itu, Prabowo tinggal dapat satu partai lagi untuk koalisi. Karena secara administrasi, beliau sudah dapat tiket dan boarding pass, agak berbeda dengan sebelah yang tiket belum ada, apalagi boarding pass-nya," ujar Ferry.

Hasil survei

Survei terbaru Charta Politika menunjukkan, elektabilitas Joko Widodo lebih tinggi dibandingkan Prabowo Subianto sebagai capres 2019.

Baca juga: Prabowo Umumkan Cawapres Setelah Jokowi Deklarasi Pendampingnya

Hal itu tercermin dari pertanyaan survei atas 2.000 responden, yakni "seandainya Pemilu Presiden hanya diikuti oleh 7 nama di bawah ini, siapa yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih sebagai presiden RI?"

"Kalau dilihat dari angka, Jokowi masih dominan," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dalam konferensi pers hasil rilis di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (21/5/2018).

Hasilnya, sebanyak 51,2 persen responden memilih Joko Widodo dan sebanyak 23,3 persen responden memilih Prabowo Subianto.

Sementara, Gatot Nurmantyo dipilih 5,5 persen respinden, Anies Rasyid Baswedan dipilih 3,4 persen responden, Agus Harimurti Yudhoyono dipilih 2,7 persen responden, Jusuf Kalla dipilih 2,0 persen responden dan pada urutan terakhir yakni Muhaimin Iskandar dipilih 0,6 persen responden.

Adapun, sebanyak 11,5 persen responden memilih tidak menjawab.

Survei yang digelar Litbang Kompas, beberapa waktu sebelumnya, juga menunjukkan hal yang sama. Elektabilitas Jokowi sebesar 55,9 persen dan Prabowo 14,1 persen.

Kompas TV Menurut Sandi, pertemuan ini akan berlanjut pada tingkat pimpinan partai politik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com