Namun hal itu dianggap wajar sebab saat ini dukungan politik ditentukan oleh tokoh atau figur. PDI-P untung karena figur Jokowi berasal dari partai tersebut.
"Apa kurangnya Golkar (mendukung Jokowi), apa kurangnya PPP sebagai partai tua, dengan akar rumput yang merata dimana-mana," kata dia.
Baca juga: Survei Indikator: Perindo Diprediksi Masuk Parlemen, Golkar Digusur Gerindra
"Walaupun beberapa waktu lalu Pak Jokowi pakai (kaos) kuning (warna Golkar) dan kami bangga sebagai pengusung Jokowi. Tetapi itu hanya dua hari. Selebihnya balik lagi ke merah (warna PDI-P)," sambung Bambang.
Meski begitu, ia juga masih yakin insentif elektoral Jokowi bisa menular ke partai pengusungnya.
Oleh karena itulah ujarnya, partai-partai pendukung Jokowi berlomba-lomba menyodorkan nama agar digandeng sebagai calon wakil presiden (Cawapres) di Pilpres 2019.
Sementara itu Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa naik turunnya elektabilitas partai pemerintah adalah dinamika politik.
Baca juga: Survei Indikator: 8 Partai Politik Terancam Gagal Lolos ke Senayan
Menurutnya, partai yang punya elektabilitas tinggi jangan sombong, sementara partai yang elektabilitasnya rendah perlu kerja keras.
Politikus PDI-P lainnya, Maruarar Sirait mengatakan bahwa partainya tak takut ditinggal koalisi partai pendukung pemerintah.
Ia menilai partai-partai tersebut bisa melakukan branding sebagai pendukung Jokowi sehingga bisa mendapatkan insentif elektoral Jokowi.
"Di Jakarta dan daerah hampir semua parpol pendukung ada balihonya sama Pak Jokowi. Jadi kenapa harus takut? Sudah di-branding dan semua punya kesempatan (menaikkan elektabilitas)," ucap pria yang kerap disapa Ara itu.
Elektabilitas Bisa Berubah
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi memberikan pernyataan penting. Elektabilitas partai masih sangat mungkin berubah jelang Pemilu 2019.
Baca juga: Survei Kompas: Kepuasan Masyarakat Jadi Kunci Keterpilihan Jokowi
Sebab berdasarkan Survei Indikator, 21,6 persen responden yang belum menjawab atau belum memilih partai politik.
Selain itu, masyarakat yang sudah memilih juga masih ada peluang untuk mengganti pilihannya.
Menarik menunggu pergerakan partai-partai mengambil hati rakyat jelang Pemilu 2019.
Menarik pula menunggu partai-partai pendukung Jokowi me-branding partainya sebagai partai "Jokowi" untuk berebut insentif sektoral mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.