"Analisis saya PDI-P tidak terlalu all out mendukung Pak Jokowi. Lihat saja setahun pemerintahan Pak Jokowi, di tahun pertama, PDI-P kadangkala lebih oposisi ketimbang partai oposisi," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi.
PDI-P memonopoli efek elektoral dari Jokowi. Sebab partai pendukung pemerintah lainnya jauh di bawah partai berlambang kepala banteng tersebut.
Partai Nasdem, partai pendukung pemerintah yang sudah jauh-jauh hari menyatakan dukungan kepada Jokowi maju di Pilpres 2019, nyatanya dinilai hanya oleh 9 persen responden sebagai partai yang loyal ke Jokowi.
Baca juga: Politisi PDI-P Optimistis Elektabilitas Jokowi Akan Lampaui 60 Persen
Nasib serupa diterima Golkar. Hanya 3 persen responden yang menilai partai beringin itu loyal kepada Jokowi. Padahal Golkar menjadi partai besar yang mendukung Jokowi.
Saat ini dua kader Golkar ada di kabinet yakni Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian dan Idrus Marham sebagai Menteri Sosial. Bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla adalah tokoh senior Golkar.
Beberapa partai pendukung pemerintahan Jokowi lainnya yakni PKB hanya 2 persen, PAN dan Hanura 1 persen, serta PPP 0 persen.
"Insentif elektoral terhadap naiknya rating Pak Jokowi itu didominasi, dimonopoli oleh PDI-P, ini menarik," kata Burhanuddin.
Ancaman
Tak tersebarnya insentif elektoral Jokowi membuat partai-partai pendukungnya perlu waspada. Bagaimana tidak, elektabilitas partai-partai pendukung pemerintah terbilang rendah.
Baca juga: Cak Imin: Yang Mampu Berkontribusi terhadap Elektoral Jokowi, Itulah yang Terbaik
PDI-P yang memonopoli insentif elektoral Jokowi nyaman dengan elektabilitas 27,7 persen. Jumlah itu menempatkannya di posisi teratas partai dengan elektabilitas tertinggi, tak hanya partai pemerintah, namun juga oposisi.
Sementara Golkar, justru ada diposisi ketiga dengan 8 persen, terpaut 3,4 persen dari Gerindra yang menggusurnya dari posisi kedua.
Adapun PKB hanya 5,8 persen, atau berada di posisi kelima. Partai yang lekat dengan NU itu ada di bawah Demokrat yang berada di posisi keempat dengan 6,6 persen.
Baca juga: Jelang Pilpres 2019, Relawan Nusantara Jokowi Targetkan Raih 50 Juta Suara
Sisanya yakni PPP, Nadem, PAN, Hanura, bahkan partai baru yang menyatakan dukungan kepada Jokowi, PSI, elektabilitas partai-partai pendukung pemerintah ada di bawah 4 persen.
Apa artinya?
Ancaman tak masuk parlemen kian nyata.
Sebab 4 persen adalah ambang batas partai masuk parlemen atau parliamentary threshold pada 2019 mendatang.
"Apa Kurangnya..?"
Politisi Partai Golkar sekaligus Ketua DPR Bambang Soesatyo mengakui bahwa peta elektoral Jokowi memang hanya menguntungkan PDI-P.