Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eep Dideklarasi Jadi Cawapres karena Pernah Menangkan Jokowi-JK dan Anies-Sandi

Kompas.com - 28/04/2018, 22:30 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Nasional Jaringan Milenial Indonesia (JMI) Mohammad Hafidz Kudsi menilai, Eep Saefulloh Fatah memiliki kemampuan politik sehingga layak maju menjadi calon wakil presiden di Pilpres 2019.

 

Eep diketahui pernah menjadi konsultan politik Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pilpres 2014, Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilkada DKI Jakarta 2017, dan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar dalam Pilkada Jawa Barat 2013.

Setelah sukses di 'balik layar', JMI ingin menampilkan sosok Eep ke permukan sebagai calon wakil presiden. JMI sebelumnya mendeklarasikan Eep sebagai cawapres untuk Pilpres 2019.

"Dengan tangan dingin, strategi politik, dan jadi konsultan politik yang berhasil hantarkan banyak calon pilkada yang memenangkan pemilu," kata Hafidz, dalam deklarasi di D Hotel, Jakarta, Sabtu (28/4/2018) malam.

Baca juga : Eep Saefulloh Dideklarasikan sebagai Cawapres 2019

Hafidz mengatakan, strategi politik Eep tidak perlu diragukan lagi. Menurut dia, deklarasi tersebut sebagai bentuk apresiasi anak muda pada Eep yang memiliki jasa besar mengantar tokoh-tokoh hebat menduduki posisi penguasa.

Oleh karena itu, Hafidz menganggap, kali ini Eep layak muncul sebagai calon wakil presiden alternatif.

"Kami tidak mau orang yang berjasa ini di balik layar terus. Maka, kami percaya dia punya integritas memajukan Indonesia lebih baik," kata Hafidz.

Hafidz tidak menargetkan siapa yang harus menempati posisi calon presiden, berpasangan dengan Eep.

Baca juga : Bagi PDI-P, Jusuf Kalla Figur Ideal Dampingi Jokowi pada Pilpres 2019

Ia pun tidak mempermasalahkan apakah Eep akan menyambut baik deklarasi ini atau tidak. Ia meyakini, siapapun yang menjadi capres Eep kelak, akan terdongkrak suaranya. 

"Akan lebih mudah memetakan politiknya sendiri sehingga bisa memenangkan dirinya," kata Hafidz.

Adapun alasan JMI mendorong Eep sebagai cawapres 2019 yakni dari segi akademik, kemampuannya tidak diragukan lagi.

Eep merupakan lulusan terbaik Universitas Indonesia, pernah bersekolah di luar negeri, dan telah malang melintang di dunia akademis.

Baca juga : Soal Dampingi Prabowo atau Jokowi dalam Pilpres, Ini Jawaban Aher

Eep dipilih karena dekat dengan ulama dan umat Islam. Sehingga, hal itu menjadi peluang untuk menarik pemilih Muslim.

Eep juga dianggap bisa menjadi tokoh yang merepresentasi kaum milenial yang mendominasi angka pemilih pada 2019 mendatang.

"Pemilu 2019 hajatan generasi muda, didominasi pemilih muda. Makanya, kami gandeng generasi muda sebagai tokoh alternatif cawapres," kata Hafidz.

"Dengan siapapun capresnya, dengan strategi politiknya, saya yakin bang Eep akan menang," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com