JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Ahmad Basarah menilai figur Wakil Presiden Jusuf Kalla merupakan figur yang ideal untuk kembali mendampingi Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019.
Menurut Basarah, Kalla memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai wakil presiden.
"Memang bagi PDI-P kapasitas dan kapabilitas Pak JK (Jusuf Kalla) sebagai wapres Pak Jokowi di Pilpres 2019 adalah sosok atau figur yang ideal," ujar Basarah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/4/2018).
"Dan memang saya kira PDI-P dan parpol lain punya pemikiran yang sama," ujar dia.
Baca juga : PDI-P: Sulit Cari Cawapres seperti Jusuf Kalla
Namun, lanjut Basarah, wacana pencalonan kembali Jusuf Kalla kemungkinan terganjal aturan dalam UUD 1945.
Pasal tersebut masih menjadi perdebatan di antara pakar hukum tata negara.
Ada yang mengatakan seorang presiden dan wakil presiden tak bisa dipilih setelah dua periode itu harus bersifat berturut-turut dan ada yang mengatakan tidak harus berturut-turut.
Baca juga : Di Posisi Teratas Cawapres Jokowi, JK Bilang Ingin Istirahat
"Ini saya kira MK yang miliki wewenang konstitusional untuk keluarkan fatwa. Nah ini kita lihat nanti bagaimana perkembangan dan dinamika politik hukum yang akan berkembang menjelang Pak Jokowi dan para ketum parpol mengambil keputusan siapa cawapres yang akan mendampingi," kata Basarah.
Di sisi lain, kata Basarah, PDI-P belum mengerucutkan nama-nama cawapres Jokowi.
Ia mengatakan, semua nama-nama cawapres memiliki peluang yang sama untuk dikaji sampai nanti saatnya direkomendasikan kepada Jokowi untuk dipertimbangkan.
"Posisi PDI-P hari ini menganggap semua posisi cawapres itu sama antara dari parpol dan non parpol, termasuk Pak JK kami anggap posisinya sama karena belum ada kesimpulan apalagi pengerucutan," kata dia.
Baca juga : Survei Kompas: JK dan Prabowo Teratas Jadi Cawapres Jokowi
Sebelumnya, survei Litbang Kompas menunjukkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla paling banyak dipilih responden untuk kembali maju di Pilpres 2019 mendampingi Presiden Joko Widodo.
Meski masih ada perdebatan terkait bisa atau tidaknya Kalla kembali maju sebagai cawapres setelah dua kali menduduki posisi itu, ia dipilih 15,7 persen responden.
"Dasar argumentasinya, di balik pilihan status quo tersingkap kecenderungan sebagian besar responden yang merasa puas dengan kinerja Jokowi-Kalla selama ini," kata peneliti Litbang Kompas, Bestian Nainggolan, seperti dikutip dari Harian Kompas, Selasa (24/4/2018).
Mayoritas pendukung Jokowi juga solid mendukung Jusuf Kalla, yakni 66,2 persen. Hanya 29,8 persen pendukung Jokowi yang menyatakan penolakan.