Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parpol Diminta Benahi Kaderisasi dan Rekrutmen Calon Anggotanya

Kompas.com - 20/04/2018, 10:08 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Satgas Politik Deputi Bidang Pencegahan KPK Dani Rostandi menilai, proses kaderisasi dan rekrutmen calon anggota oleh partai politik masih bermasalah.

KPK mencatat, dari 2004 hingga Desember 2017, ada 144 kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan anggota DPR dan DPRD.

Selain itu, berdasarkan catatan KPK, ada 89 perkara yang melibatkan kepala daerah.

"Kami melakukan kajian dengan LIPI dan menemukan masalah terkait parpol. Pertama, terkait pendanaan. Lalu, sistem rekrutmen di mana kami tidak menemukan sistem rekrutmen yang ideal," ujar Dani, di Sanggar Prahtivi Building, Jakarta, Kamis (19/4/2018).

Baca juga : Ketua KPK Curhat Sulitnya Cari Ahli yang Pro Pemberantasan Korupsi

Dani mengatakan, hal ini menjadi keprihatinan karena banyaknya wakil rakyat dan kepala daerah yang terlibat dalam kasus korupsi.

Dengan memunculkan kader berintegritas, kredibel, bersih, dan memiliki semangat anti-korupsi, partai politik bisa memenuhi harapan masyarakat.   

Dani meminta agar parpol menjauhi praktik transaksional dan menyampingkan popularitas dalam proses kaderisasi dan rekrutmen.

"Tapi dalam fenomena yang berkembang, disandarkan kemampuan finansial seseorang dan popularitas, jarang mengedepankan aspek kemampuan, kapasitas dan kredibilitas," kata Dani.

Baca juga : Kepala Daerah Terjerat Korupsi, Kalla Nilai Pemberantasan Korupsi Efektif

KPK juga berharap agar publik mencermati rekam jejak calon yang akan dipilihnya. Misalnya, ada mantan narapidana kasus korupsi kembali mencalonkan diri, masyarakat sebaiknya tak memilih yang bersangkutan.

"Narapidana itu kan terbukti telah melakukan tindak pidana korupsi dan seharusnya ini menjadi catatan rekam jejak seseorang untuk dipertimbanhkan masyarakat," ujar Dani.

Harapan KPK ini disampaikan karena merujuk survei Lingkaran Survei Indonesia, 3 dari 10 orang Indonesia masih menganggap korupsi, kolusi, dan nepotisme sebagai hal lumrah.

"Ini jadi gambaran bahwa masyarakat kita pun masih begitu sangat permisif terhadap perilaku korupsi," ujar Dani. 

Kompas TV KPK mengusulkan agar pembatasan transaksi uang kartal bisa kembali diperkecil hingga 25 juta rupiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com