Namun, Fadli belum bisa memastikan apakah posisi calon wakil presiden pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan diisi Gatot.
Ia mengatakan, saat ini Partai Gerindra belum memutuskan siapa figur yang akan menjadi cawapres Prabowo.
(Baca juga: Gerindra Terbuka jika Gatot Nurmantyo Mengajukan Jadi Cawapres Prabowo)
Selain itu, nama-nama kandidat yang muncul juga masih harus didiskusikan dengan partai calon koalisi, seperti PKS.
"Pasti mempertimbangkan segala faktor, termasuk elektabilitas, kapabilitas, kapasitas, dan lain-lain," kata Fadli.
"Kalau untuk 'tiket', ya, tergantung koalisi karena untuk menjadi cawapres itu cuma satu orang. Makanya nanti kami akan dudukkan bersama mereka (partai koalisi) mengenai pasangannya, formasinya seperti apa. Jadi, ruang itu masih terbuka," ucap Wakil Ketua DPR itu.
PKS siap
Secara terpisah, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai, Gatot merupakan sosok yang potensial diusung sebagai bakal capres atau cawapres pada Pilpres 2019.
Ia mengatakan, tugas Gatot saat ini adalah mencari kendaraan politik jika ingin maju pada Pilpres 2019. Sebab, Gatot belum memiliki partai sebagai kendaraan politik yang akan membawanya ke panggung pesta demokrasi.
"Pak Gatot pemimpin nasional. Tinggal tugasnya Pak Gatot sekarang safari politik ke partai-partai, ormas, dan elemen masyarakat, sampaikan visi-misinya. Jadi, beliau 'laku dijual' dan punya kendaraan," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/4/2018).
(Baca juga: PKS: Kalau Gatot Nurmantyo Jadi Kader, Kami Siap)
Apalagi, lanjut Mardani, Pemilu 2019 merupakan pemilu serentak, di mana pemilu presiden dan legislatif digelar pada waktu yang sama.
Dengan demikian, hanya partai yang mengusung kadernya sebagai calon presiden atau wakil presiden yang bisa mendongkrak elektabilitas.
Soal kemungkinan Gatot akan menjadi kader PKS, Mardani mengatakan, partainya memberikan kesempatan untuk itu.
"Kalau kami, mah, kalau dia (Gatot) jadi kader, (kami) siap," kata Mardani.