Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tito: Kelas Menengah Ekonomi yang Minim Berpontesi Bikin Negara Pecah

Kompas.com - 03/03/2018, 20:17 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, Indonesia termasuk negara yang beruntung karena masih utuh setelah merdeka 72 tahun. Ia membandingkan dengan negara Uni Soviet dan Yugoslavia yang runtuh akibat fondasi bangsanya tidak kokoh.

Namun, Tito tak menutup kemungkinan Indonesia akan mengalami hal yang sama ke depan jika tidak mempertahankan upaya persatuan bangsa.

"Ada potensi negara kita pecah? Jawaban saya, bukan sebagai Kapolri ya, pribadi saya, potensi iya bisa terjadi terpecah. Bisa dari dalam internal bisa dari eksternal," kata Tito saat menghadiri acara Tarbiyah PERTI di Jakarta, Sabtu (3/3/2018).

"Kita jangan mikir tidak mungkin. Kita harus mikir the worst scenario," kata dia.

Secara internal, hal yang berpotensi membuat bangsa bisa pecah adalah kelas ekonomi menengah yang masih minoritas. Ia membandingan dengan Singapura yang sebagian besar masyarakatnya merupakan kalangan menengah. Tingkat penganggurannya sangat sedikit, hampir nol persen.

"Mereka yang terdidik, terlatih, dan cukup dari segi ekonomi. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang mampu berpikir rasional daripada emosional," kata Tito.

Sementara Indonesia, kata Tito, belum mampu mendorong kelas menengah menjadi mayoritas. Masih sedikit masyarakat yang secara ekonomi berkecukupan dan mendapat pendidikan baik. Hal tersebut menimbulkan ketimpangan sosial yang bisa memicu ketidakpuasan masyarakat.

Menurut Toto, masyarakat Indonesia masih dominan dipengaruhi emosi ketimbang rasio dalam bertindak

"Makanya mungkin terjadi konflik vertikal dan horizontal, baik sesama kalangan maupun kepada pemerintah," kata Tito.

Karena itu, Tito menegaskan potensi itu patut diwaspadai. Ia mendorong masyarakat untuk mengangkat dan mendukung pembangunan nasional agar jumlah kelas menengah menjadi besar.

Sementara faktor eksternal yang dapat memecah belah bangsa yakni situasi global. Tito mengatakan, kompetensi sesungguhnya antar negara adalah dari aspek ekonomi.

"Tidak ada presiden dunia. Siapa kuat, dia menang. Jadi pertarungannya ekonomi, bangsa satu mencoba memengaruhi bangsa lainnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Nasional
PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

Nasional
Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Nasional
Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Nasional
Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Nasional
DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

Nasional
Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Nasional
Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

Nasional
Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Nasional
KPK Gelar 'Roadshow' Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

KPK Gelar "Roadshow" Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com