Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto: Pelaku Penyerang Gereja Santa Lidwina adalah Teroris

Kompas.com - 12/02/2018, 18:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menegaskan, Suliono, pelaku penyerangan di Gereja Santa Lidwina Bedog, Yogyakarta, adalah bagian dari jaringan teroris.

"Dari hasil laporan aparat kepolisian, untuk (peristiwa penyerangan gereja) yang di Sleman, hasil penyelidikannya iya, dia teroris," ujar Wiranto di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Senin (12/2/2018).

Namun, Wiranto belum dapat memastikan apakah Suliono bergerak sendiri atau bekerja berdasar jaringan kelompoknya. Polri tengah mendalami hal tersebut.

"Saya sudah dilapori tadi, sekarang ini lagi ada penjajakan, penyelidikan ke arah sana. Jadi tunggu dululah. Enggak kemudian setiap kejadian terus kita langsung tahu. Ada cara nyelidikinya," ujar Wiranto.

(baca: Kapolri: Penyerang Gereja Santa Lidwina Terindikasi Kena Paham Radikal)

Wiranto meminta masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi di tengah situasi seperti ini. Percayakan proses penegakan hukum sepenuhnya kepada aparat kepolisian.

"Harapan saya media dan masyarakat sementara bersikap tenang dulu. Tak ikut meributkan karena aparat keamanan sudah diinstruksikan untuk lebih waspada dalam menjaga," ujar Wiranto.

Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian sebelumnya mengatakan, Densus 88 Antiteror dan intelijen Polri tengah mendalami latar belakang Suliono.

(Baca juga: Jokowi: Tidak Ada Tempat bagi Mereka yang Intoleran di Indonesia)

Dari hasil pendalaman sementara, Suliono pernah berada di kantong-kantong teroris, seperti Sulawesi Tengah, Poso, dan Magelang.

"Ada indikasi kuat yang bersangkutan ini terkena paham radikal yang prokekerasan," ujar Tito.

Tito mengatakan, Suliono pernah membuat paspor untuk berangkat ke Suriah. Namun, ia tidak berhasil berangkat ke sana.

(Baca juga : Umat Gereja Santa Lidwina Bedog Bersih-bersih Dibantu Warga Muslim)

Akhirnya, Suliono melakukan aksi di Indonesia untuk menyerang kelompok tertentu.

"Oleh karena itu, kita lihat yang bersangkutan sangat mendekati bahwa dia sosok yang radikal," kata Tito.

Namun, hingga saat ini belum diketahui apakah Suliono merupakan lonewolf atau bekerja sendiri dalam aksinya tersebut.

Pihak intelijen tengah mengembangkan perkara ini dan mengajak intelijen TNI untuk membantu.

Kompas TV Sultan meminta maaf karena terlambat mengamankan walau sudah ada aparat di dalam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com