Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekecewaan Korban Agen Perjalanan Umrah yang Gagal Bahagiakan Ibunya

Kompas.com - 06/02/2018, 07:46 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Zainal mengungkapkan kekecewaannya pada agen perjalanan umrah PT Garuda Angkasa Mandiri karena dirinya tak kunjung berangkat. Ia mendaftarkan empat orang, yakni ibu, istri, anak, dan dirinya sendiri, pada November 2015.

Semestinya, ia sekeluarga berangkat pada Februari 2016. Namun, hingga 2017, keluarganya belum juga berangkat.

"Saya minta uang kembali, tapi tidak dikembalikan. Akhirnya saya minta tetap diberangkatkan," kata Zainal di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (5/2/2018).

Akhirnya, keluarga Zainal mendapat jadwal berangkat pada November 2017. Namun, bukan dirinya yang berangkat, melainkan ibu, istri, dan anaknya. Zainal tak masalah asalkan keluarganya, terutama ibu yang dia kasihi, bisa pergi umrah.

"Saya pesan ke mereka, ibu saya usianya sudah tua. Tolong jangan dikecewakan," kata dia.

(Baca juga: Ada Kasus Serupa First Travel, Polisi Minta Masyarakat Tak Tergiur Umrah Murah)

Nyatanya, di hari keberangkatan pada 28 November 2017, mereka gagal berangkat. Akhirnya mereka diminta berkumpul lagi di bandara pada 2 Desember 2017. Namun, harapan meteka kembali pupus karena pihak biro perjalanan beralasan paspornya belum datang.

Akhirnya mereka diinapkan di hotel dekat bandara sambil menunggu rombongan dari Pekalongan. Bukannya langsung berangkat, calon jemaah kembali dimintai uang.

"Ditawarkan tambah dana sebagai pinjaman. Dengan embel-embel itu. Jemaah suruh meminjamkan ke travel Rp 11,8 juta supaya bisa berangkat," kata Zainal.

Karena tak ingin keluarganya gagal, ia pun mengeluarkan kocek lagi. Sesampainya di sana, keluarga Zainal dan rombongan dari Pekalongan terlantar di hotel karena belum dipesan oleh pihak biro perjalanan. Akhirnya, mereka berisitirahat di mushala hotel.

Keesokan harinya baru pihak biro perjalanan mengirim uang untuk booking kamar selama dua hari.

"Itu tanpa makan. Keluarga saya jajan, beli sendiri. Datanglah dari Madinah, baru ke Mekkah. Jemaah dari Pekalongan transpor bayar sendiri Rp 10 juta," kata Zainal.

(Baca juga: Datangi Bareskrim, Ini yang Dilakukan Korban Travel Umrah)

Begitu ke Madinah, mereka kembali mengalami hal yang sama. Pihak biro perjalanan tidak membuka kamar untuk rombongan dari Indonesia.

Zainal kembali dikecewakan saat keluarganya akan kembali ke Tanah Air. Tiket yang diberikan pihak biro perjalanan untuk pulang-pergi, tidak bisa digunakan untuk pulang ke Indonesia. Akhirnya, Zainal lagi-lagi mengeluarkan uang Rp 27 juta untuk membayar tiket kepulangan.

"Kerugian saya, hotel di Madinah tidak di-booking, uang makan tidak dibayar untuk keluarga saya, pulangnya tiket tidak bisa dipakai. Di situ saya kecewanya," kata Zainal.

Kekecewaan Zainal kian bertambah karena gagal membahagiakan ibunya. Bukannya merasa nyaman selama umrah, tapi harus ikut kecewa karena semua fasilitas tidak terpenuhi.

"Ibu saya yang sangat saya sayangi untuk yang terakhir kali ini saya bisa menggembirakan ibu saya, tapi ternyata dikecewakan," kata Zainal.

Zainal mengatakan, total yang ia bayar kepada biro perjalanan sebesar Rp 58,5 juta. Belum lagi tambahan Rp 30 juta untuk biaya berangkatnya. Hingga saat ini, meski telah berulang kali mendesak, uang Zainal tak kembali.

Lebih dari 1.000 korban

Tak hanya Zainal yang merasakan kekecewaan terhadap PT GAM. Setidaknya ada 1.000 lebih calon jemaah yang belum juga diberangkatkan padahal sudah lunas membayar paket umrah.

Pengacara korban PT GAM, Muhammad Zakir Rasidin mengatakan, Beberapa korban telah melaporkan Mahfudz Abdullah selaku pemilik biro perjalanan, ke polda di masing-masing daerah, termasuk di Polda Metro Jaya.

Menurut Zakir, Mahfudz juga sebelumnya pernah ditahan dalam kasus penipuan umrah juga.

(Baca juga: Kementerian Agama Diminta Awasi Travel Umrah)

Adapun paket yang ditawarkan ada promo khusus mulai harga Rp 15,5 juta, Rp 17 juta, Rp 19 juta, hingga Rp 23 juta. Dari 500-an korban yang ada dalam daftar Zakir, total kerugian mencapai Rp 30 miliar.

Para korban pernah bernegosiasi dengan pihak travel. Saat itu, kata Zakir, PT GAM menjanjikan akan memberangkatkan calon jemaah secepatnya. Bahkan, sudah beberapa kali membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa uang calon jemaah akan dikembalikan jika tak kunjung berangkat.

"Tapi sampai hari ini tidak dikembalikan," kata Zakir.

Penipuan oleh PT GAM juga menimbulkan banyak kerugian bagi korbannya.

"Ada yang sampai meninggal belum berangkat, sampai gila, ada tukang sayur ngumpulin uang bertahun-tahun tapi uangnya dibawa kabur," kata Zakir.

"Kita harap bisa dibantu Bareskrim dalam proses hukum," ujar dia.

Hingga saat ini belum ada konfirmasi dan penjelasan dari PT Garuda Angkasa Mandiri atau Mahfudz Abdullah selaku pemilik.

Kompas TV Sejumlah calon jemaah umrah PT Solusi Balad Lumampah (SBL) mendatangi kantor cabang perusahaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com