JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah korban agen perjalanan umrah PT Garuda Angkasa Mandiri meminta Ustad Guntur Bumi dan istrinya, Puput Melati, bersedia menjadi saksi atas dugaan penipuan dan pencucian uang yang dilakukan perusahaan tersebut.
Sebab, keduanya terlibat untuk media promosi oleh PT GAM.
"Ada dua artis yang jadi ikon travel tersebut. Ada ustad Guntur Bumi dan Puput Melati," ujar kuasa hukum korban, Muhammad Zakir Rasidin, di gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (5/2/2018).
Zakir mengatakan, kedua artis tersebut pernah ikut dalam promosi PT GAM. Bahkan, Guntur dan Puput pernah ikut kegiatan manasik sebelum umrah.
Menurut Zakir, mereka bisa menjelaskan sejak kapan terlibat sebagai ikon dan poin-poin dalam kontrak kerja.
"Kita minta, para korban meminta kalau bisa Ustad Guntur Bumi dan Puput dipanggil sebagai saksi," kata Zakir.
Namun, Zakir tidak memaksakan Guntur dan Puput bersedia menjadi saksi.
"Kalau kita minta sebagai saksi wajar saja. Kalo tidak terima, monggo silakan," kata Zakir.
(Baca juga: Datangi Bareskrim, Ini yang Dilakukan Korban Travel Umrah)
Sebelumnya, sejumlah korban yang merasa tertipu agen travel umrah PT Garuda Angkasa Mandiri menyambangi Bareskrim Polri. Kedatangan mereka ke untuk berkonsultasi sebelum membuat laporan polisi.
Sekitar lebih dari 1.000 korban merasa tertipu oleh Mahfudz Abdullah, pemilik agen perjalanan itu. Ada calon jamaah yang dijanjikan berangkat sejak 2014, namun hingga kini belum juga berangkat.
Beberapa korban telah melaporkan Mahfudz ke Polda di masing-masing daerah, termasuk di Polda Metro Jaya. Menurut Zakir, Mahfudz juga sebelumnya pernah ditahan dalam kasus penipuan umrah juga.
Dari 500-an korban yang ada dalam daftar Zakir, total kerugian mencapai Rp 30 miliar.
Para korban pernah bernegosiasi dengan pihak travel. Saat itu, kata Zakir, pihak travel menjanjikan akan memberangkatkan calon jamaah secepatnya.
Bahkan, sudah beberapa kali membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa uang calon jamaah akan dikembalikan jika tak kunjung berangkat.
"Tapi sampai hari ini tidak dikembalikan," kata Zakir.
Penipuan oleh PT GAM juga menimbulkan banyak kerugian bagi korbannya.
"Ada yang sampai meninggal belum berangkat, sampai gila, ada tukang sayur ngumpulin uang bertahun-tahun tapi uangnya dibawa kabur," kata Zakir.
"Kita harap bisa dibantu Bareskrim dalam proses hukum," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.