Daoed Joesoef menilai, peranan pendidikan prasekolah (0-6 tahun) penting. Namun, karena keterbatasan anggaran, pendidikan prasekolah belum dikembangkan.
Berdasarkan hasil penelitian, kecerdasan anak tumbuh pada usia sebelum tujuh tahun. Setelah usia tujuh tahun, kecerdasan anak manusia tidak berkembang lagi dan yang berkembang adalah keterampilannya.
Karena itu, kata Daoed, pendidikan anak sebelum tujuh tahun sangat penting, sama pentingnya dengan pendidikan anak pada jenjang lebih tinggi.
Di negara maju, anak mulai masuk sekolah pada usia 2-3 tahun. Pada usia itu, mereka sudah dibina melalui pendidikan formal di sekolah.
”Tidak heran jika banyak tokoh di negara-negara maju sebenarnya hasil dari pendidikan secara baik sebelum mereka berusia enam tahun,” ungkapnya.
Percakapan Kami, di Palmerah Selatan.
Ini kenangan saya, kami, penulis-penulis Penerbit Buku Kompas dengan senior penulis, almarhum Pak Daoed Joesoef. Sore itu 9 September 2014, kami berdiskusi santai di ruang tamu Penerbit Buku Kompas, Palmerah Selatan. Pemikiran beliau, selalu abadi karena ditulis.
***
Pagi itu, 9 September 2014, kami berencana rapat biasa di Penerbit Buku Kompas untuk naskah-naskah saya, dan tiba-tiba diajak nimbrung dan mengobrol santai dengan Pak Daoed Joesoef.
Senangnya! Karena saya penggemar kolom-kolomnya yang sangat menyentuh rasa cinta tanah air itu. Kolom terakhir yang saya baca: "Indonesia Tanah Airku" terbit di harian Kompas di sekitar Ulang Tahun Kemerdekaan kita ke-69. Kolom itu sampai saya gunting, supaya anak-anak bisa membacanya kapan-kapan.
Di usianya yang ke-88 pada tahun itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Pembangunan III (1978-1983) ini masih terus mencermati bidang pendidikan dan terutama bagaimana guru sekolah dasar, menanamkan pendidikan karakter pada muridnya.
Ia kini aktif membina sebuah sekolah yang digagas putrinya, Yanti, di halaman rumah mereka di Jalan Bangka, Kebayoran Lama.
Bagaimana Karakter Terbentuk
"Saya prihatin, anak-anak sekarang cuma kenal hutan beton. Di sekolah ini, murid-murid diminta sukarela untuk menyayangi pepohonan, misalnya, minta maaf kalau tidak sengaja menyenggol tanaman ketika lewat, apalagi sampai dahannya patah. Anak-anak juga terbiasa bekerja dalam kelompok-kelompok, mengerjakan proyek. Di dalam proyek itu, mereka memilih pemimpinnya sendiri. Jadi, setiap anak terbiasa mengakui keunggulan temannya, dan siap dipimpinnya."
Satu lagi, dan sangat mengena buat saya yang sedang punya anak lelaki yang selalu keranjingan mencari apapun tugas sekolah dari internet, adalah pendapatnya berikut ini.