Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Imelda Bachtiar

Alumnus Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia (UI) tahun 1995 dan Pascasarjana Kajian Gender UI tahun 2010. Menulis dan menyunting buku bertema seputar memoar dan pemikiran tokoh berkait sejarah Indonesia, kajian perempuan, Peristiwa 1965 dan kedirgantaraan. Karyanya: Kenangan tak Terucap. Saya, Ayah dan Tragedi 1965 (Penerbit Buku Kompas-PBK, 2013), Diaspora Indonesia, Bakti untuk Negeriku (PBK, 2015); Pak Harto, Saya dan Kontainer Medik Udara (PBK, 2017); Dari Capung sampai Hercules (PBK, 2017).

Kenangan atas Daoed Joesoef dan Mbah Google

Kompas.com - 24/01/2018, 17:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Daoed Joesoef menilai, peranan pendidikan prasekolah (0-6 tahun) penting. Namun, karena keterbatasan anggaran, pendidikan prasekolah belum dikembangkan.

Berdasarkan hasil penelitian, kecerdasan anak tumbuh pada usia sebelum tujuh tahun. Setelah usia tujuh tahun, kecerdasan anak manusia tidak berkembang lagi dan yang berkembang adalah keterampilannya.

Karena itu, kata Daoed, pendidikan anak sebelum tujuh tahun sangat penting, sama pentingnya dengan pendidikan anak pada jenjang lebih tinggi.

Di negara maju, anak mulai masuk sekolah pada usia 2-3 tahun. Pada usia itu, mereka sudah dibina melalui pendidikan formal di sekolah.

”Tidak heran jika banyak tokoh di negara-negara maju sebenarnya hasil dari pendidikan secara baik sebelum mereka berusia enam tahun,” ungkapnya.

Percakapan Kami, di Palmerah Selatan.

Ini kenangan saya, kami, penulis-penulis Penerbit Buku Kompas dengan senior penulis, almarhum Pak Daoed Joesoef. Sore itu 9 September 2014, kami berdiskusi santai di ruang tamu Penerbit Buku Kompas, Palmerah Selatan. Pemikiran beliau, selalu abadi karena ditulis.

 ***

Pagi itu, 9 September 2014, kami berencana rapat biasa di Penerbit Buku Kompas untuk naskah-naskah saya, dan tiba-tiba diajak nimbrung dan mengobrol santai dengan Pak Daoed Joesoef.

Senangnya! Karena saya penggemar kolom-kolomnya yang sangat menyentuh rasa cinta tanah air itu. Kolom terakhir yang saya baca: "Indonesia Tanah Airku" terbit di harian Kompas di sekitar Ulang Tahun Kemerdekaan kita ke-69. Kolom itu sampai saya gunting, supaya anak-anak bisa membacanya kapan-kapan.

Di usianya yang ke-88 pada tahun itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Pembangunan III (1978-1983) ini masih terus mencermati bidang pendidikan dan terutama bagaimana guru sekolah dasar, menanamkan pendidikan karakter pada muridnya.

Ia kini aktif membina sebuah sekolah yang digagas putrinya, Yanti, di halaman rumah mereka di Jalan Bangka, Kebayoran Lama.

Bagaimana Karakter Terbentuk

"Saya prihatin, anak-anak sekarang cuma kenal hutan beton. Di sekolah ini, murid-murid diminta sukarela untuk menyayangi pepohonan, misalnya, minta maaf kalau tidak sengaja menyenggol tanaman ketika lewat, apalagi sampai dahannya patah. Anak-anak juga terbiasa bekerja dalam kelompok-kelompok, mengerjakan proyek. Di dalam proyek itu, mereka memilih pemimpinnya sendiri. Jadi, setiap anak terbiasa mengakui keunggulan temannya, dan siap dipimpinnya."

Satu lagi, dan sangat mengena buat saya yang sedang punya anak lelaki yang selalu keranjingan mencari apapun tugas sekolah dari internet, adalah pendapatnya berikut ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com