"Untuk memerangi kemalasan anak-anak kita membaca, kita sebetulnya berperang juga dengan 'Mbah Google'. Anak-anak tidak mengerti perbedaan informasi dengan pengetahuan. Mereka menjadi anak-anak yang well-informed, karena tahu sedang terjadi banjir di mana, atau terjadi fenomena ISIS, tetapi tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi. Pengetahuan tentang sesuatu hal itu yang tidak mereka kuasai, karena malas membaca buku dan kurang juga perpustakaan yang memadai dan menyenangkan. Itu (menunjuk smart-phone seorang teman), yang membuat minat mereka rendah."
Seperti ditulis dalam “Di Mana Dia Sekarang”, Kompas Siang Digital Epaper, Sabtu 23 Agustus 2014, pendidikan prasekolah atau kini dikenal dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah minat dan kegiatan Daoed Joesoef di masa lansia.
Daoed Joesoef menilai, peranan pendidikan prasekolah (0-6 tahun) penting. Namun, karena keterbatasan anggaran, pendidikan prasekolah belum dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian, kecerdasan anak tumbuh pada usia sebelum tujuh tahun.
Setelah usia tujuh tahun, kecerdasan anak manusia tidak berkembang lagi dan yang berkembang adalah keterampilannya.
Karena itu, kata Daoed, pendidikan anak sebelum tujuh tahun sangat penting, sama pentingnya dengan pendidikan anak pada jenjang lebih tinggi.
Di negara maju, anak mulai masuk sekolah pada usia 2-3 tahun. Pada usia itu, mereka sudah dibina melalui pendidikan formal di sekolah.
”Tidak heran jika banyak tokoh di negara-negara maju sebenarnya hasil dari pendidikan secara baik sebelum mereka berusia enam tahun,” kata Ayah satu putri, Eyang tiga cucu dan Eyang Uyut seorang Cucu Uyut ini.
Lukisan Kerbau dan Harimau
Siang di awal September 2014 itu, Pak Daoed menunjukkan lukisan kerbau dan harimau yang dilukisnya tahun 2008. Maknanya, bagaimana kita memerangi kebodohan.
Lalu, selain melukis, ia juga aktif membaca dan menulis. Lukisan-lukisan menghiasi buku-bukunya. Baik sampul, maupun halaman dalam. Sungguh tradisi mencintai pengetahuan yang perlu diikuti kita semua. Terima kasih, Pak Daoed. Selamat jalan...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.