JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Orde Baru, Daoed Joesoef, meninggal dunia, Selasa (23/1/2018) pukul 23.55 WIB, akibat sakit jantung.
Menantu Daoed, Bambang Pharmasetiawan, menjelaskan, sebuah ring sudah dipasang di jantung Daoed sejak ia berusia 73 tahun.
Awalnya, kata Bambang, Daoed sangat memerhatikan kesehatannya. Tak heran, kondisinya masih terlihat prima saat memasuki usia 90 tahun.
"Namun akhir-akhir ini, terutama setelah Beliau menyelesaikan bukunya November 2017 lalu, Beliau itu susah sekali dinasihati," ujar Bambang di rumah duka, Jalan Bangka VII, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2018).
Baca juga: Mengenang Daoed Joesoef, Mengenang Emak...
Puncaknya, pada 1 Januari 2018, kondisi kesehatan Daoed menurun. Namun, ia menolak untuk dirawat di rumah sakit.
Daoed meminta agar ia dirawat di rumah saja. Permintaan itu terpaksa dituruti keluarga.
Ulang tahun Cicit
Keluarga baru berhasil membawa Daoed ke rumah sakit pada 20 Januari 2018, seusai merayakan ulang tahun ke-1 cicitnya, Natasha.
"Beliau enggak mau dibawa ke rumah sakit karena mau merayakan ulang tahun cicitnya. Nah setelah selesai perayaan, sorenya baru Beliau mau dibawa ke rumah sakit," ujar Bambang.
Daoed memang sayang sekali kepada cicitnya. Ia sering mengungkapkan bahwa tak menyangka bisa melihat cicit semasa hidup.
Baca juga: Mengenang Daoed Joesoef, Profesor yang Pilih Kuliah ke Perancis ketimbang AS
Bahkan, dalam perawatan di rumah sakit, Daoed meminta foto empat generasi keluarganya dipajang di sisi tempat tidurnya.
"Beliau itu sangat bahagia dapat melihat empat generasinya," ujar Bambang.
Akhirnya, Daoed mengembuskan nafas terakhir, Selasa (23/1/2018) pukul 23.55 di Rumah Sakit Medistra.
Rencananya, jenazah akan dimakamkan di Pemakaman Giri Tama, Bogor, Jawa Barat, Rabu selepas Zuhur.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Sri Sulastri; seorang anak, Sri Sulaksmi Damayanti, menantu, Bambang Pharmasetiawan, dua orang cucu serta seorang cicit.