Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AM Fatwa, Sosok Keras Kepala yang Ditahan Orba atas Tuduhan Subversif

Kompas.com - 14/12/2017, 16:25 WIB
Bayu Galih

Penulis

Penegasan itu pun kembali dia tulis dalam serangkaian pemikirannya dalam kertas kerja tersebut.

"Garis politik saya berdasarkan Pancasila, sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang senantiasa saya tempuh secara konstitusional." Inilah kalimat pertama dalam kertas kerja Fatwa.

"Dengan landasan dan garis ini, saya padukan, saya lebur dalam pengabdian hidup dan berjuang di jalan Allah, sebagai ibadah sesuai dengan keyakinan dan pandangan hidup seorang Muslim. Karena itu saya menerima dan mengamalkan Pancasila, justru saya seorang Muslim. Dengan demikian tidak timbul konflik pada diri saya."

(Baca juga: DPD Gelar Penghormatan Terakhir untuk AM Fatwa)

Deklarator PAN

Setelah keluar dari penjara, AM Fatwa tetap aktif dalam kegiatan keagamaan, juga politik. Setelah Soeharto jatuh pada Mei 1998, aktivis Muhammadiyah itu tetap berjuang sesuai keyakinannya, termasuk aktif memberikan advokasi dalam kasus Tanjung Priok.

AM Fatwa juga mendorong tokoh reformasi yang juga ketua PP Muhammadiyah saat itu, Amien Rais, untuk mendirikan partai yang bersifat terbuka, inklusif, dan bervisi kebangsaan. Dalam sidang Tanwir Muhammadiyah pada Juli 1998, AM Fatwa pun mengungkapkan gagasan itu.

"Saya melihat, baju Muhammadiyah yang dipakai Pak Amien sekarang sudah sesak. Ia perlu baju baru yang lebih besar, lebih pas. Baju baru itu adalah partai politik yang bervisi kebangsaan, terbuka, pluralistis. Pluralisme itu sunatullah," kata Fatwa, dikutip dari Harian Kompas.

Karena itulah AM Fatwa ikut mendeklarasikan terbentuknya Partai Amanat Nasional pada 23 Agustus 1998. Dia pun dipercaya sebagai salah satu Ketua DPP PAN kala itu.

Karier politiknya pun terus berkembang. Berbagai jabatan kenegaraan telah diembannya, mulai dari Wakil Ketua DPR periode 1999-2004, Wakil Ketua MPR periode 2004-2009, hingga terpilih menjadi anggota DPD RI dari DKI Jakarta selama dua periode 2009-2014 dan 2014-2019.

Mantan Ketua Badan Kehormatan DPD RI itu masih menjabat sebagai Senator asal DKI Jakarta saat tutup usia pada Kamis (14/12/2017) pagi.

Sebuah upacara penghormatan pun digelar di DPD RI, sebelum AM Fatwa dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan pada Kamis sore.

Selamat jalan, AM Fatwa.

Kompas TV Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com