Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/12/2017, 12:15 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF) ke-10 di Serpong, Tangerang, Banten.

Kegiatan tersebut berlangsung pada 7-8 Desember 2017.

Menurut Kalla, BDF merupakan ajang yang penting untuk saling bertukar berbagai hal seperti pikiran, pengalaman dari berbagai negara.

"Bali Democracy Forum tempat di mana kita semua saling bertukar pandangan, sangat penting, sharing pengalaman dan tentunya pelajaran," ujar Kalla di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (7/12/2017).

Kalla mengatakan BDF tak digelar di Bali tapi dipindahkan ke Banten karena erupsi Gunung Agung. Itu menunjukkan bahwa Indonesia tak hanya Bali semata.

"Kita tidak berada di Bali, tetapi di Banten. Indonesia bukan hanya Bali. Kita Indonesia mempunyai 17.000 pulau, 3.000 pulau yang mempunyai penduduk," ucap dia.

"Apabila anda ingin ke pantai, Banten juga mempunyai pantai yang baik untuk dilihat pemandangannya yang indah, bukan hanya Bali," tambahnya.

Kalla juga bercerita tentang Indonesia yang punya sejarah panjang dalam menjalankan sistem demokrasi di negeri ini, sejak Indonesia merdeka 72 tahun yang lalu.

"Indonesia dengan bentuk republik, dengan dasar pelaksanaannya Pancasila, demokrasi yang menjadi bagian dalam menjalani hidup bagi bangsa ini," kata dia.

Meski demikian diakui Kalla, demokrasi di Indonesia sempat tak berjalan mulus ketika pemerintahan menjadi otoriter pada orde lama.

"Selama 72 tahun indonesia mengalami banyak perubahan-perubahan. Presiden pertama, setelah lebih dari 10 tahun, cenderung untuk menjadi otoriter," kata dia.

"Demokrasi berjalan dengan baik, hanya 10 tahun. Diganti oleh presiden ke-2, yang juga demokratis, selama hampir 5 tahun. Setelah itu, 20 tahun lebih, berjalan dengan lebih otoriter," lanjut Kalla.

Usai masa pemerintahan otoriter, Indonesia baru kembali menjalankan sistem demokrasi di tanah air usai krisis tahun 1997 silam.

"Kita mulai lagi demokrasi terbuka setelah krisis tahun 1997. Sampai sekarang, 20 tahun demokrasi terbuka dijalankan dengan baik di Indonesia ini," kata dia.

"Belajar dari itu, Indonesia menetapkan kenapa presiden hanya boleh 2 kali, maksimum 10 tahun. Karena presiden yang berkuasa lebih lama, cenderung dia berubah dari demokrasi ke otoritarian," tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Menteri Terseret Kasus Korupsi, Hasto Kristiyanto: PDI-P Evaluasi Ke Dalam

Menteri Terseret Kasus Korupsi, Hasto Kristiyanto: PDI-P Evaluasi Ke Dalam

Nasional
PDI-P Punya Program Beasiswa 'Megawati Fellowship', Akan Diluncurkan di Rakernas

PDI-P Punya Program Beasiswa "Megawati Fellowship", Akan Diluncurkan di Rakernas

Nasional
Beri Arahan di Depan Kader PDI-P, Megawati Sebut Politik Itu Dimulai dari Keluarga

Beri Arahan di Depan Kader PDI-P, Megawati Sebut Politik Itu Dimulai dari Keluarga

Nasional
Anies Sebut Negara hingga 'Pelaku Besar' Jadi Penyebab Masalah Lingkungan

Anies Sebut Negara hingga "Pelaku Besar" Jadi Penyebab Masalah Lingkungan

Nasional
Respons KPU Soal Putusan MA Terkait Syarat Eks Terpidana Korupsi Nyaleg

Respons KPU Soal Putusan MA Terkait Syarat Eks Terpidana Korupsi Nyaleg

Nasional
Uji Materi Syarat Eks Terpidana Korupsi Nyaleg Dikabulkan, ICW Sebut Penyelenggara Pemilu Bobrok

Uji Materi Syarat Eks Terpidana Korupsi Nyaleg Dikabulkan, ICW Sebut Penyelenggara Pemilu Bobrok

Nasional
Kawal Judicial Review UU Cipta Kerja, Partai Buruh Akan Gelar Unjuk Rasa

Kawal Judicial Review UU Cipta Kerja, Partai Buruh Akan Gelar Unjuk Rasa

Nasional
Dilirik Jadi Cawapres Prabowo, Gibran Sudah Dialog dengan Internal

Dilirik Jadi Cawapres Prabowo, Gibran Sudah Dialog dengan Internal

Nasional
Nama Bakal Cawapres Ganjar Makin Mengerucut, Sekjen PDI-P: Megawati Hampir Setiap Malam Mohon Petunjuk Tuhan

Nama Bakal Cawapres Ganjar Makin Mengerucut, Sekjen PDI-P: Megawati Hampir Setiap Malam Mohon Petunjuk Tuhan

Nasional
Buka Pintu PSI Gabung Koalisi, Puan: Yuk, Mas Kaesang Ketemu Mbak Puan Dulu

Buka Pintu PSI Gabung Koalisi, Puan: Yuk, Mas Kaesang Ketemu Mbak Puan Dulu

Nasional
Megawati Tunjuk Wasekjen PDI-P Arif Wibowo Jadi Kepala Badan Saksi Pemenangan Pemilu

Megawati Tunjuk Wasekjen PDI-P Arif Wibowo Jadi Kepala Badan Saksi Pemenangan Pemilu

Nasional
Gerindra Harap PSI Gabung Koalisi Indonesia Maju Dukung Prabowo Subianto

Gerindra Harap PSI Gabung Koalisi Indonesia Maju Dukung Prabowo Subianto

Nasional
Sindir Pemerintah Biarkan Pembungkaman Kritik, Anies: Jangan Bilang 'Oh Itu Relawan Saya'

Sindir Pemerintah Biarkan Pembungkaman Kritik, Anies: Jangan Bilang "Oh Itu Relawan Saya"

Nasional
Jaksa Agung Ingatkan Jajarannya Tak Boleh Alergi Kritik dan Saran

Jaksa Agung Ingatkan Jajarannya Tak Boleh Alergi Kritik dan Saran

Nasional
Megawati: Pemilu adalah Pergerakan Turun ke Bawah, Menyatu dengan Rakyat

Megawati: Pemilu adalah Pergerakan Turun ke Bawah, Menyatu dengan Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com