Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Demokrasi di DKI Jakarta Alami Penurunan, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 05/12/2017, 12:24 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Indeks demokrasi di Provinsi DKI Jakarta mengalami penurunan dalam laporan Indeks Demokrasi Indonesia tahun 2016. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, indeks demokrasi di Jakarta turun dari 85,32 poin pada 2015 menjadi 70,85 poin pada 2017.

"Penurunan signifikan di DKI terjadi di semua aspek," ujar Deputi Bidang Statistik Sosial BPS M Sairi Hasbullah dalam peluncuran Indeks Demokrasi Indonesia 2016 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (5/12/2017).

Menurut Sairi, setidaknya ada tiga indikator yang menyebabkan penurunan. Pertama, penurunan akibat terjadinya demo atau mogok yang disertai kekerasan yang cukup tinggi.

Demo yang terjadi sejak awal hingga akhir 2016 dinilai cukup signifikan menurunkan tingkat indeks demokrasi.

Baca juga: 10 Daerah Raih Penghargaan Indeks Demokrasi Indonesia

Faktor lainnya adalah kaderisasi parpol yang mengalami penurunan signifikan. Partai politik sebagai lembaga demokrasi dinilai tak cukup baik dalam melakukan kaderisasi sehingga membuat aspek hak-hak politik di DKI Jakarta menurun.

Kemudian, faktor lainnya, menurut Sairi, adalah transparansi dalam bidang anggaran, yakni pada pengelolaan APBD.

"Pada 2015, DKI adalah provinsi paling transparan. Namun, pada 2016 akhir, ada penurunan transparansi APBD 2016," kata Sairi.

Baca juga: DKI Jakarta dan Anggaran Siluman

Indeks Demokrasi Indonesia adalah hasil penilaian terhadap kondisi demokrasi tingkat provinsi seluruh Indonesia. Asesmen terhadap kondisi demokrasi ini telah dilakukan sejak 2009.

Aspek-aspek yang diukur dalam indeks adalah kebebasan sipil, hak-hak politik, dan lembaga demokrasi yang terbagi dalam sejumlah variabel. Sementara indikator dari ketiga aspek tersebut adalah peristiwa atau kejadian dan aturan yang mencerminkan kondisi demokrasi.

Penelitian dilakukan dengan tinjauan berita media massa, review dokumen, focus group discussion, dan wawancara mendalam terhadap sejumlah informan.



Kompas TV Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi agar lembaga yang menyelenggarakan PAUD bisa menerima hibah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com