Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Hasil Pemeriksaan Polisi terhadap Setya Novanto soal Kecelakaan Mobil

Kompas.com - 23/11/2017, 22:58 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi telah menyelesaikan pemeriksaan terhadap Ketua DPR Setya Novanto atas kasus kecelakaan mobil yang ditumpanginya di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, pekan lalu.

Dalam pemeriksaan yang berlangsung di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu, penyidik polisi mengajukan 21 pertanyaan kepada Novanto.

"Kami jelaskan ada 21 pertanyaan yang kami sampaikan kepada Beliau, yang dalam keadaan sehat walafiat dan siap diperiksa," kata Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes, Halim Pagarra, usai pemeriksaan, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (23/11/2017).

Baca juga: Surat Sakti Setya Novanto dari Balik Jeruji Besi...

Halim mengatakan, Novanto bersikap kooperatif dalam pemeriksaan dan menjawab pertanyaan yang disampaikan penyidik.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Halim Pagarra saat mendatangi gedung KPK, dalam rangka memeriksa kasus kecelakaan yang dialami Ketua DPR Setya Novanto, Kamis (23/11/2017).Kompas.com/Robertus Belarminus Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Halim Pagarra saat mendatangi gedung KPK, dalam rangka memeriksa kasus kecelakaan yang dialami Ketua DPR Setya Novanto, Kamis (23/11/2017).
Dalam pemeriksaan, Novanto menjelaskan soal posisi duduknya di dalam mobil.

"Disampaikan bahwa dia duduk di sebelah kiri bagian tengah, kemudian akibat benturan kemudian kepalanya membentur kaca, di sebelah kiri pintu," ujar Halim.

Pemeriksaan Novanto untuk melengkapi berkas perkara Hilman Mattauch, wartawan yang menjadi tersangka kasus kecelakaan tersebut.

Baca: KPK Cegah Istri Setya Novanto Bepergian ke Luar Negeri

Saat kecelakaan terjadi, Hilman merupakan orang yang mengemudikan mobil yang ditumpangi Novanto.

Soal apakah keterangan Novanto yang berstatus saksi korban dalam kasus ini sama dengan keterangan Hilman selaku tersangka, Halim mengatakan, polisi akan melakukan analisa.

"Nanti kami akan analisa, nanti pada gelar perkara baru kami sampaikan," ujar Halim.

Menurut Halim, pemeriksaan Novanto sudah cukup.

"Cukup karena beliau sebagai saksi korban (di kasus ini)," ujar Halim.

Mobil yang ditumpangi Setya Novanto mengalami kecelakaan di kawasan Permata Hijau, Kamis (16/11/2017) malam, saat ia tengah dicari KPK.

Malam sebelumnya, KPK berusaha menjemput paksa Novanto di rumahnya di Jalan Wijaya, Jakarta Selatan, setelah dia beberapa kali mangkir dari panggilan KPK. Namun, dia tidak ada di rumah dan KPK tidak tahu keberadaannya.

Pengacara Novanto, Fredrich Yunadi, mengatakan, saat kecelakaan itu Novanto terburu-buru menuju ke studio salah satu stasiun televisi swasta.

Menurut rencana, Novanto akan mengadakan wawancara di studio televisi itu yang disiarkan secara langsung. Setelah itu, Novanto akan mendatangi KPK untuk memberikan keterangan.

KPK telah menetapkan Novanto sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.

Kompas TV Partai Golkar bisa terpecah jika munaslub untuk membahas penggantian ketua umum dilakukan lebih cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com