Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perizinan Nelayan Mesti Dipangkas

Kompas.com - 16/10/2017, 18:29 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

JEPARA, KOMPAS.com- Suara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terdengar meninggi saat mendengar keluhan sejumlah nelayan yang mengaku kesulitan untuk mengurus perizinan perkapalan.

Ganjar yang hadir saat kunjungan kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Senin (16/10/2017), meminta sejumlah nelayan untuk menyampaikan persoalan yang kerap dihadapi.

Salah satu nelayan dari Kabupaten Jepara, Listiono mengungkapkan, dirinya mengalami kesulitan saat mengurus izin perkapalan ke pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Sejumlah perizinan yang sebelumnya berada ditangani Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kini menjadi kewenangan Kementerian Perhubungan.

"Ngurus agak rumit Pak, alat tangkap Saya kan baru. Minta izin surat berlayar belum ada," ujar Listiono.

Seorang pegawai Kemenhub yang hadir saat acara tersebut pun dimintai keterangan. Ganjar meminta pegawai tersebut menjelaskan alasan lamanya proses perizinan yang dikeluhkan nelayan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berdialog dengan sejumlah nelayan dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Senin (16/10/2017).DAVID OLIVER PURBA/ KOMPAS.com Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berdialog dengan sejumlah nelayan dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Senin (16/10/2017).

Pegawai Kemenhub Suripto mengatakan, lamanya perizinan karena belum ada serah terima kewenangan dengan pemerintah provinsi.

"Belum ada serah terima kewenangan Pak," ujar Suripto.

Sempat terjadi saling jawab antara gubernur dan pegawai kementerian.

Meski ada aturan baru, kata Ganjar, Kemenhub harus siap untuk menyesuaikan diri tanpa menghambat pengurusan izin.

"Wah kalau begitu kapan selesai? Jangan sampai Saya telpon Pak Menteri (Menteri Perhubungan). Ini yang bisa bikin nelayan marah," ujar Ganjar.

Seharusnya, ia melanjutkan, pemerintah bisa mempercepat proses perizinan tersebut.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berdialog dengan sejumlah nelayan dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Senin (16/10/2017).DAVID OLIVER PURBA/ KOMPAS.com Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berdialog dengan sejumlah nelayan dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Senin (16/10/2017).

Kementerian terkait semestinya memberikan solusi alternatif agar nelayan tak harus menunggu lama untuk bisa melaut. Misalnya, memberikan surat keterangan sementara seperti saat kepengurusan KTP elektronik bagi warga yang masih menunggu proses.

Gubernur Jawa Tengah meminta agar perizinan bagi nelayan segera diselesaikan. Jika proses administrasi masih rumit, Pemerintah Jawa Tengah bisa saja menerbitkan aturan tertentu untuk memotong birokrasi yang rumit.

"Menurut Saya, segera dipotong aturan, jangan dirumitkan lagi dan disahkan saja (perizinan perkapalan). Kalau perlu, Kami keluarkan aturan kalau memang ada kendala. Saya akan pantau langsung kapan dia akan selesai, kalau perlu setiap hari," ujarnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com