Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Sosial Tekan Potensi Korupsi di Jawa Tengah

Kompas.com - 06/10/2017, 17:12 WIB
David Oliver Purba

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memanfaatkan media sosial untuk melakukan reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

Selama empat tahun menjabat sebagai gubernur, Ganjar membuka diri untuk berkomunikasi dengan masyarakat melalui medial sosial, khususnya melalui akun Twitter miliknya.

Dengan pengikut 991.000 akun, Ganjar kerap mendapat aduan perihal infrastrukur yang belum dibenahi bahkan tindakan oknum aparatur sipil negara (ASN) yang melakukan punggutan liar hingga korupsi.

"Sadar atau tidak ternyata dari media sosial reformasi birokrasi menggelinding dengan sangat cepat karena terjadi kontrol publik yang luar biasa bahkan termasuk dari pimpinannya," ujar Ganjar kepada usai memberikan materi saat rangkaian kegiatan program Gubernur Mengajar di Sekolah Kristen Terang Bangsa, Semarang, Jumat (6/9/2017).

Baca: Sidak di Samsat Ganjar Omeli Polisi yang Lakukan Pungli

Ganjar mencontohkan, sebuah akun mengirimkan video terkait indikasi pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh oknum petugas Samsat. Video itu diambil secara diam-diam dan dikirim ke akun Twitter @ganjarpranowo.

Mendapat laporan itu, ia langsung memerintahkan jajarannya untuk menyelidiki petugas tersebut. Saat ini, petugas tersebut sedang diperiksa. Jika terbukti bersalah, ia melanjutkan, sanksi terberat yang akan dijatuhkan adalah pemecatan.

Ia mengaku tak semua aduan netizen melalui media sosial langsung direspon. Politisi PDI-P ini mengatakan ada saja akun anonim yang menyebar hoax hanya untuk membuat kondisi tidak kondusif.

Banyaknya aduan warga di media sosial membuat Ganjar mewajibkan seluruh instansi Pemerintah Jawa Tengah memiliki akun media sosial. Tujuannya, memudahkan dirinya untuk berkoordinasi saat laporan warga masuk.

Baca juga: Ganjar Ingin Jateng Jadi Provinsi Percontohan Bebas Pungli

Biasanya, Ganjar akan melaporkan aduan warga langsung ke akun Twitter instansi terkait untuk segera ditindaklanjuti. Selama ini, ada sebagian aduan yang belum bisa ditindaklanjuti secara langsung, karena prosesnya memakan waktu cukup lama.

Meski demikian, Pemerintah Jawa Tengah berupaya memberikan solusi alternatif untuk menangani masalah tersebut untuk jangka pendek.

Ganjar meyakini, reformasi birokrasi melalui kontrol media sosial ini mampu mengubah kebiasan aparatur sipil negara (ASN) untuk bisa melayani masyarakat dengan cepat dan mudah. Selain itu, kontrol publik melalui media sosial mampu menekan potensi korupsi.

"Sekarang kalau Anda tanyakan apakah PNS berani korup enggak, berani ambil pungli enggak, Saya yakin hipotesis Saya mengatakan 99 persen mengatakan tidak berani. Satu dua orang (yang pungli) sakit jiwa buat Saya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com