Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2017, 17:46 WIB
Sabrina Asril

Penulis

SAINT PETERSBURG, KOMPAS.com - Negara-negara Eropa, Amerika Latin, Afrika, hingga Asia menyoroti tragedi kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya di Rakhine State, Myanmar. Isu Rohingya tak lagi menjadi persoalan regional, dan menjadi kecaman seluruh dunia.

Dalam forum Inter-Parliamentary Union (IPU) di Saint Petersburg, Rusia, kecaman terhadap Pemerintah Myanmar datang bertubi-tubi dari Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Inggris, Turki, Kanada, bahkan Korea Utara.

Namun, tak jarang pula isu Rohingya berusaha dijegal untuk dijadikan resolusi IPU. Padahal, semakin banyak resolusi yang dihasilkan organisasi-organisasi internasional, artinya sama saja dengan semakin besar tekanan terhadap Pemerintah Myanmar.

Parlemen India, misalnya, dalam berbagai forum hingga sidang paripurna IPU, masih bersikeras bahwa yang dilakukan etnis Rohingya dengan melawan militer Myanmar adalah aksi terorisme. India tidak menginginkan isu Rohingya masuk sebagai resolusi IPU.

Dalam rapat paripurna IPU Minggu (15/10/2017), salah seorang senator Inggris langsung memberikan interupsi atas pidato senator India yang menolak pemberian status warga negara terhadap Rohingya.

"Persoalan ini tak bisa dikesampingkan, apa yang terjadi di Rohingya adalah sebuah pelanggaran kemanusiaan besar yang harus kita hentikan bersama," ujar dia.

(Baca juga: Kalahkan Isu Nuklir Korut, Indonesia "Golkan" Isu Rohingya Jadi Resolusi IPU)

Melihat respons Inggris yang kemudian disusul negara-negara lain, membuat dukungan terhadap Rohingya semakin menguat. Indonesia berperan aktif menggolkan isu ini masuk sebagai emergency item penyusunan draf resolusi IPU.

Delegasi Indonesia melakukan lobi terhadap Bangladesh dan negara lain untuk membuat proposal bersama dalam penyusunan resolusi IPU.

Akhirnya, pada Minggu malam, voting dilakukan di rapat paripurna IPU untuk menentukan resolusi. Hasilnya, proposal gabungan tentang Rohingya berhasil mengalahkan isu uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara.

(Baca: Kalahkan Isu Nuklir Korut, Indonesia "Golkan" Isu Rohingya Jadi Resolusi IPU)

Anggota Delegasi RI Jazuli Juwaini menyebutkan keberhasilan isu Rohingya menjadi perhatian dunia merupakan wujud nyata keberpihakan Indonesia untuk memerangi penindasan terhadap umat manusia atas nama apa pun.

Di sisi lain, Pemerintah Myanmar patut segera merespons karena yang terjadi di Rakhine Staten ini menjadi perhatian dunia.

"Ini menunjukkan rasa dan solidaritas kemanusiaan itu masih ada diantara bangsa-bangsa," ujar Jazuli.

Kompas TV Penyuluhan kesehatan & kebersihan menjadi faktor penting untuk mencegah kematian pengungsi Rohingya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

TKN: 60 Bu Nyai dan Majelis Taklim Jateng Dukung Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

TKN: 60 Bu Nyai dan Majelis Taklim Jateng Dukung Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Nasional
Ceritakan Pengalaman Kalah Pemilu Berkali-kali, Prabowo: Kalau Rakyat Tak Memberi Mandat ya Tak Masalah

Ceritakan Pengalaman Kalah Pemilu Berkali-kali, Prabowo: Kalau Rakyat Tak Memberi Mandat ya Tak Masalah

Nasional
Prabowo: Tidak Boleh Lagi Ada Orang Miskin di Indonesia

Prabowo: Tidak Boleh Lagi Ada Orang Miskin di Indonesia

Nasional
Belum Dapat Izin Pemerintah China, KPU RI Tak Bisa Dirikan TPS di Hong Kong dan Makau

Belum Dapat Izin Pemerintah China, KPU RI Tak Bisa Dirikan TPS di Hong Kong dan Makau

Nasional
Temui Nelayan di Tangerang, Anies: Berangkat-Pulang Kena Pajak, Kapan Bisa Makmur?

Temui Nelayan di Tangerang, Anies: Berangkat-Pulang Kena Pajak, Kapan Bisa Makmur?

Nasional
Antam dan Kodam XVI/Pattimura Kerja Sama Perkuat Pengamanan di Wilayah Operasi Maluku Utara

Antam dan Kodam XVI/Pattimura Kerja Sama Perkuat Pengamanan di Wilayah Operasi Maluku Utara

Nasional
Prabowo Minta Maaf Baru Kampanye di Tasikmalaya Lagi: Satu Masalahnya, Saya Kalah

Prabowo Minta Maaf Baru Kampanye di Tasikmalaya Lagi: Satu Masalahnya, Saya Kalah

Nasional
Sapa Warga Sragen, Gibran: Pilihan Apa Saja Silakan, yang Penting Bersaudara

Sapa Warga Sragen, Gibran: Pilihan Apa Saja Silakan, yang Penting Bersaudara

Nasional
KPU Sebut Ada 1,7 Juta Pemilih di Luar Negeri Bakal Nyoblos Pemilu Lebih Awal

KPU Sebut Ada 1,7 Juta Pemilih di Luar Negeri Bakal Nyoblos Pemilu Lebih Awal

Nasional
Penerbangan Terlambat, Ganjar Pranowo Batal Hadiri Konferensi Kebijakan Luar Negeri di Jakarta

Penerbangan Terlambat, Ganjar Pranowo Batal Hadiri Konferensi Kebijakan Luar Negeri di Jakarta

Nasional
Resmikan Kantor Baru DPW, Cak Imin Ingin PKB Menangkan Pilkada di Riau

Resmikan Kantor Baru DPW, Cak Imin Ingin PKB Menangkan Pilkada di Riau

Nasional
Singgung Penguatan Hukum, Anies: Dunia Internasional Akan Respons Positif Jika Sudah Dikerjakan

Singgung Penguatan Hukum, Anies: Dunia Internasional Akan Respons Positif Jika Sudah Dikerjakan

Nasional
Minta Masyarakat Ikut Sebarkan Narasi Perubahan, Cak Imin: Kami Bukan Penjual Tari-tarian

Minta Masyarakat Ikut Sebarkan Narasi Perubahan, Cak Imin: Kami Bukan Penjual Tari-tarian

Nasional
KPU Sebut Indonesia Sukses Selenggarakan Pemilu, Tak Ada Riwayat 'Pemilu Berdarah'

KPU Sebut Indonesia Sukses Selenggarakan Pemilu, Tak Ada Riwayat "Pemilu Berdarah"

Nasional
Ingin Hadiri Langsung Sidang Umum PBB Jika Jadi Presiden, Anies: Indonesia Perlu Hadir

Ingin Hadiri Langsung Sidang Umum PBB Jika Jadi Presiden, Anies: Indonesia Perlu Hadir

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com