Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duet Prabowo-Gatot Nurmantyo Diprediksi Tak Laku pada Pilpres 2019

Kompas.com - 06/10/2017, 09:19 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menilai bahwa duet pasangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tidak akan laku pada Pilpres 2019.

Alasannya, kata Djayadi, karakteristik pemilih kedua calon yang berlatar belakang militer tersebut cenderung tidak berbeda.

"Pemilih Prabowo sama dengan Gatot karakteristiknya," kata Djayadi di kantornya, Jakarta, Kamis (5/10/2017).

Selama ini, kata Djayadi, pemilih Prabowo dan Gatot adalah masyarakat yang cenderung oposisi terhadap Presiden Joko Widodo. Masyarakat tersebut pun sebagian besar sampai hari ini masih akan memilih Prabowo.

"Dukungan ke Prabowo lebih banyak. Gatot Nurmantyo belum mendapat limpahan suara," ujar Djayadi.

(Baca juga: Masuk dalam Survei SMRC, Bagaimana Elektabilitas Gatot Nurmantyo?)

Apalagi, dari retorika yang terbangun, Gatot tampaknya menyasar pemilih yang karakteristiknya mirip dengan Prabowo.

"Jadi enggak akan menang, karena suara mereka sama. Kolam suaranya sama. Tapi dia kan masih Panglima TNI, masyarakat belum tahu dia nyalon apa enggak? Mungkin saja itu," tutur Djayadi.

(Baca juga: Ray Rangkuti: Gatot Nurmantyo Bukan Gerus Suara Jokowi, tetapi Prabowo Subianto)

Survei yang dilakukan SMRC tersebut terkait kecenderungan dukungan politik setelah tiga tahun Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin. Survei tersebut digelar pada 3-10 September 2017.

Responden survei adalah seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara acak atau multistage random sampling dari 1.220 responden. Response rate atau responden yang dapat diwawancarai secara valid sebesar 1.057 atau 87 persen.

Margin of error rata-rata dari survei dengan ukuran sampel tersebut sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara telah dilatih.

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih atau spot check.

Berikut hasil survei yang dilakukan SMRC, mengenai siapa yang akan dipilih sebagai Presiden jika Pilpres digelar sekarang:

1. Jokowi 38,9 persen.
2. Prabowo 12,0 persen.
3. Susilo Bambang Yudhoyono 1,6 persen
4. Anies Baswedan 0,9 persen.
5. Basuki Tjahaja Purnama 0,8 persen.
6. Jusuf Kalla 0,8 persen
7. Hary Tanoe 0,6 persen.
8. Surya Paloh 0,3 persen.
9. Agus Yudhoyono 0,3 persen.
10. Ridwan Kamil 0,3 persen.
11. Gatot Nurmantyo 0,3 persen.
12. Mahfud MD 0,3 persen.
13. Tuan Guru Bajang 0,2 persen.
14. Chairul Tanjung 0,2 persen.
15. Sri Mulyani 0,1 persen.
16. Patrialis Akbar 0,1 persen.
17. Megawati Soekarnoputri 0,1 persen
18. Soekarno 0,1 persen.
19. Tommy Soeharto 0,1 persen.
20. Gus Dur 0,1 persen.
21. Wiranto 0,1 persen.
22. Risma 0,1 persen.
23. Tidak jawab/rahasia 41,9 persen.

Kompas TV SMRC: Menuju Pemilu 2019, Jokowi & PDI-P Teratas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tema Hari Lansia Nasional 2024 dan Sejarahnya

Tema Hari Lansia Nasional 2024 dan Sejarahnya

Nasional
Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Nasional
Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

Nasional
Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Nasional
Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Nasional
Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Nasional
Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Nasional
Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Nasional
Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Nasional
Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Nasional
Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Nasional
PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

Nasional
Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Nasional
Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com