Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks WNI Simpatisan ISIS: Perempuan Hanya Dianggap "Pabrik Anak"

Kompas.com - 15/09/2017, 08:52 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nurshadrina Khaira Dhania dan Lasmiati merupakan dua orang warga Indonesia dari 18 mantan simpatisan kelompok teroris Negara Islam Irak-Suriah atau ISIS yang kembali dari Suriah ke Tanah Air pada pertengahan Agustus 2017 lalu.

Mereka berhasil meloloskan diri dari cengkeraman ISIS setelah selama lebih dari dua tahun tinggal di Suriah.

Nurshadrina (19) mengaku tertipu dengan seluruh janji dan propaganda ISIS yang dia dapatkan dari internet. Kehidupan yang lebih baik di bawah konsep negara khilafah pimpinan Abu Bakar Al Baghdadi tidak dia temukan sesampainya di Suriah sejak Agustus 2015.

"Propaganda mereka bagus, indah, kehidupan di sana nyaman tentram damai penuh keadilan. Jadi seperti sudah terbutakan. Seperti berita kejelekan mereka hilang begitu saja," ujar Nurshadrina dalam talkshow "Rosi" episode Pengakuan Anggota ISIS, di Kompas TV, Kamis (14/9/2017).

"Kami niatnya hanya ingin hidup saja di bawah naungan mereka, di bawah naungan khilafah itu," ucapnya.

(baca: Bagai Dimabuk Cinta, Alasan WNI Ini Sempat Gabung ISIS di Suriah)

Namun, sesampainya di sana, Nurshadrina justru diperlakukan tidak manusiawi. Kaum perempuan yang berasal dari luar Suriah ditempatkan di sebuah asrama yang tidak layak dan kotor. Sementara kaum laki-laki dipaksa untuk ikut berperang.

Kaum perempuan didata berdasarkan statusnya, antara yang sudah berkeluarga, belum menikah, dan janda. Setelah itu ditempatkan secara terpisah di asrama tersebut.

Nurshadrina menuturkan, hampir setiap hari para anggota ISIS mendatangi asrama tersebut. Mereka mendatangi pimpinan asrama untuk meminta perempuan yang belum menikah atau janda untuk dijadikan istri.

(baca: Eks Simpatisan ISIS: Bagaimanapun Saya Cinta Indonesia)

Secara paksa, para pejuang ISIS itu melamar seorang perempuan yang disukainya tanpa peduli apakah perempuan itu mau atau tidak.

"Mereka meminta istri ke pimpinan asrama kami karena pimpinan asrama kami punya daftar siapa saja yang masih single dan yang janda," kata Nurshadrina.

"Mereka datang, 'saya mau yang ini', datang pagi-pagi untuk melamar dan sorenya sudah minta jawaban. Secepat itu minta jawaban, harus kawin. Saya secara pribadi fighter ISIS itu menganggap perempuan hanyalah sebagai pabrik anak saja," tuturnya.

(baca: WNI Eks Simpatisan ISIS: Saya Khilaf, Menyesal...)

Setelah satu tahun berada di sana Nurshadrina baru menyadari bahwa tindakan ISIS sangat jauh berbeda dengan ajaran Islam. Warga asli Suriah diperlakukan dengan kejam jika berani menentang ISIS.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com