Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napak Tilas Gus Dur, dari NU Menuju Istana

Kompas.com - 07/09/2017, 07:57 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Kompas TV Bagaimana Idul Fitri kali ini seharusnya dimaknai oleh masyarakat, terlebih kemunculan paham intoleransi di tengah masyarakat?

Menuju istana

Kemunculan Gus Dur sebagai Presiden RI cukup mengejutkan, utamanya bagi warga NU. Alasannya, hingga detik-detik terakhir Sidang Umum MPR 1999, konsep capres lebih pada figur Habibie atau Megawati.

Di samping itu, PKB sebagai partai yang didirikan Gus Dur hanya menduduki peringkat ketiga dalam Pemilu. Alasan lain, tentu saja adalah masalah kesehatan.

Berangkat dari fakta-fakta itu, Poros Tengah yang dikomandoi Amien Rais mencalonkan Gus Dur pun awalnya tak ditanggapi serius oleh banyak kalangan termasuk warga NU. Mereka juga menganggap Poros Tengah Amien Rais ini hanyalah kelompok Islam yang kecewa lantaran kalah Pemilu.

Selain itu, kekuatan Poros Tengah sendiri tidak realistis. Terakhir, warga NU curiga Poros Tengah hanya akan mengorbankan Gus Dur dan hendak memisahkannya dari Megawati, namun ujung-ujungnya menghendaki tampilnya Habibie.

(Baca: Jika Ingin Gus Dur Marah, Beritahukan Ada Rakyat Kecil Tertindas)

Rupanya kekhawatiran tersebut berlebihan. Poros Tengah serius.

Di samping keseriusan Poros Tengah, Pemilu 1999 bisa dibilang hampir dimenangkan oleh komunitas NU. Karena, selain terkonsentrasi di PKB, para politisi NU juga menyebar di partai-partai lain seperti PPP, PNU, PKU, Golkar, PDI, serta PK.

Dengan pertimbangan-pertimbangan rasional tersebut, Gus Dur pun bersedia dicalonkan sebagai Presiden. Beberapa pertimbangan irasional juga mewarnai perjalanan Gus Dur menuju istana.

Terpilihnya Gus Dur sebagai Presiden ke-4 RI pada akhirnya, menegaskan kecakapannya dalam menjadi seorang pemimpin.

Meskipun banyak perbedaan antara memimpin NU dan masyarakat Indonesia yang menjadi tantangan bagi Gus Dur. Misalnya, komunitas NU lebih homogen, sedangkan Indonesia lebih beragam.

Apalagi di dalam NU kental dengan budaya patron-klien, sedangkan masyarakat Indonesia jauh lebih kompleks. Terakhir yang paling nyata adalah pada masa kepemimpinan Gus Dur, Indonesia tengah terbelit krisis ekonomi dan moneter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com