Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra: Pansus Angket Jangan Lakukan Pembusukan terhadap KPK

Kompas.com - 05/09/2017, 10:32 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Desmond mengingatkan agar Panitia Khusus Hak Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak melakukan pembusukan terhadap lembaga KPK.

Desmond sebelumnya juga tergabung dalam pansus sebagai wakil dari Fraksi Gerindra, namun tak lama setelahnya Gerindra menarik anggota-anggotanya keluar dari keanggotaan pansus.

Salah satu yang disoroti Desmond adalah gagasan untuk merevisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.

"Pansus jangan sampai melakukan pembusukan-pembusukan terhadap kelembagaan KPK. Jadi kalau ada gagasan untuk merevisi UU KPK, saya pikir pansus merugikan," kata Desmond di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/9/2017).

(baca: Datangi KPK, Politisi PDI-P Masinton Pasaribu Minta Ditahan)

Rekomendasi pansus, menurut dia, lebih tepat jika menyasar perbaikan terhadap personal, bukan KPK secara lembaga.

Sebab, bagian-bagian yang tak beres di KPK adalah orang-orang yang ada di dalam. Hal itu dinilai dapat mengganggu proses penegakan hukum komisi antirasuah.

Ia melihat, pansus saat ini seperti menyerang kelembagaan. Salah satu langkah pansus yang tak didukungnya adalah kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Sukamiskin, Bandung.

 

(baca: Alasan KPK Enggan Tanggapi Ulah Masinton Pasaribu yang Minta Ditahan)

Kunjungan tersebut dilakukan untuk meminta keterangan dari para terpidana korupsi terkait proses penyidikan yang dilakukan KPK kepada mereka.

Langkah pansus tersebut menjadi salah satu alasan Gerindra keluar dari keanggotaan pansus.

"Sukamiskin itu kan sudah diputus oleh pengadilan. Pansus enggak boleh campur tangan. Itu yang membuat saya bersikap," ucap Desmond.

 

(baca: KPK Jawab Ancaman Pansus Hak Angket Polisikan Agus Rahardjo)

Meski begitu, ia menilai pansus juga bisa digunakan untuk memperbaiki lembaga KPK.

Misalnya, soal capaian kerja KPK dalam 15 tahun berdiri, serta Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang sudah mulai membuat jenuh.

"Indeks korupsi turun apa tidak? Kita harus jernih melihatnya. Tidak mengadili pansus maupun KPK," ujar dia.

Kompas TV Siapa "Jenderal" Dibalik Kasus Novel baswedan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com